“My name is Dr. Kusuma. And this is my experiment.” Itulah dialog yang dilontarkan oleh aktris asal Indonesia, Cheverly Amalia yang membintangi film “Blackout Experiment” yang belum lama ini berhasil terpilih menjadi salah satu film resmi yang diputar di ajang Hollywood Reel Independent Festival (HRIFF) di Laemmle Music Hall, di Los Angeles, California, bersamaan dengan film 'F for Franco' yang dibintangi oleh aktor James Franco.
Selain diramaikan oleh warga Indonesia dan juga warga lokal AS setempat, hadir di acara tersebut aktris Sarah Azhari yang tengah berada di Los Angeles. Ia turut memuji hasil karya Cheverly Amalia.
"Saya di sini men-support film Cheverly Amalia, 'Blackout Experiment' dan ikut bangga karena filmnya bisa masuk ke HRIFF. Selamat buat Cheverly dan sukses," ujar Sarah Azhari saat ditemui VOA Indonesia di acara tersebut.
Film bertema thriller psikologis ini bercerita tentang enam orang asing yang disekap dalam sebuah ruangan untuk dijadikan kelinci percobaan mental dari Dr. Kusuma.
Film ini disutradarai oleh John David Moffat yang juga pernah terlibat dalam penggarapan film “Drive,” yang dibintangi oleh Ryan Gosling. Selain menjadi aktris, Cheverly yang akrab disapa Chevy ini juga berperan sebagai produser eksekutif.
Usai sekolah di New York Film Academy di New York dan di Los Angeles, Cheverly bertemu dengan produser Kristifor Cvijetic dan mulai membangun ide untuk menggarap film. Awalnya, Cheverly sama sekali tidak berniat untuk tampil. Namun, atas bujukan dari sang sutradara, akhirnya ia setuju untuk ikut bermain di film ini.
“Sutradaranya senang banget sama how I look. Katanya wajahku sudah cukup dingin. Jadi ya sudah, Chevy terima walau pun sebenarnya waktu itu deg-degan banget sih, soalnya bahasanya kan Bahasa Inggris,” papar perempuan yang menetap di AS sejak tahun 2013 ini.
Cerita film “Blackout Experiment ini sebenarnya sudah ditulis oleh penulis skenario asal AS, Ryan Graff sekitar empat tahun lalu. Beberapa bagian kemudian diubah sesuai dengan keinginan tim produksi.
“Jadi waktu kita bikin film ini yang paling lama sebenarnya bukan castingnya atau syutingnya, tapi justru rewrite script nya,” jelas perempuan yang sudah berkarir di dunia hiburan di Indonesia sejak tahun 1995 ini.
Proses pengubahan skenario itu sendiri telah memakan waktu kurang lebih lima bulan lamanya. Setelah melalui proses penggarapan yang panjang, akhirnya film Blackout experiment bisa selesai dan berhasil terpilih untuk diputar di salah satu festival film di Amerika.
“Rasanya aku tuh senang banget. Syukur Alhamdulillah, ternyata film kita masuk sebagai official selection di Hollywood Reel Independence Film Festival dan juga sangat berterima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, bukan (hanya) masuk ke satu film festival yang ada di Amerika, tapi kita juga akan menuju ke festival-festival lainnya,” jelas perempuan yang hobi menyanyi, nonton opera, dan memasak ini.
Film ini juga telah dimasukan ke dalam 12 festival film lainnya di AS dan dua festival film di Asia.
“Harapan kami, film ini akan mendapatkan prestasi sebanyak-banyaknya,” kata bintang beragam iklan dan klip video musik band Gigi di Indonesia ini.
Cheverly menambahkan, ia juga berencana untuk menayangkan film “Blackout Experiment” ini di Indonesia.
“Sebenernya film ini juga udah tayang di Indonesia dari tahun 2014, karena kita syuting 2014 bulan maret, cuma karena memang ada sedikit perjalanan yang berat waktu di post production, jadi terundurlah waktunya,” kata sineas kelahiran tahun 1983 ini.
Rencananya film “Blackout Experiment” akan segera dirilis di Indonesia akhir tahun 2016. Saat ini Cheverly juga tengah disibukkan oleh penggarapan dua film terbarunya yang bertema horor dan drama. Selain sibuk mempromosikan filmnya, saat ini Cheverly juga tengah menggarap dua film lainnya dengan tema horor dan drama, yang rencananya akan dirilis tahun 2017 dan 2018.