Tautan-tautan Akses

China akan Buka Lagi Keran Impor Makanan Laut dari Jepang


Para nelayan menurunkan makanan laut yang baru ditangkap di Pelabuhan Matsukawaura di Kota Soma, Prefektur Fukushima, Jepang, 1 September 2023. (Foto: Jiji Press/AFP)
Para nelayan menurunkan makanan laut yang baru ditangkap di Pelabuhan Matsukawaura di Kota Soma, Prefektur Fukushima, Jepang, 1 September 2023. (Foto: Jiji Press/AFP)

China melarang total impor makanan laut dari Jepang pada Agustus 2023 setelah negara itu mengizinkan PLTN Fukushima untuk membuang air limbah radioaktif ke Samudera Pasifik.

China mengatakan pada Jumat (20/9) bahwa pihaknya akan “secara bertahap melanjutkan” impor makanan laut dari Jepang setelah memberlakukan larangan total pada Agustus tahun lalu karena pembuangan air dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima yang sudah tidak beroperasi.

“China akan mulai menyesuaikan langkah-langkah yang relevan berdasarkan bukti ilmiah dan secara bertahap melanjutkan impor produk akuatik Jepang yang memenuhi persyaratan peraturan dan standar,” kata Kementerian Luar Negeri China dalam pernyataannya.

Pejabat China dan Jepang baru-baru ini menggelar “beberapa kali putaran konsultasi” mengenai pembuangan air dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi, kata kementerian tersebut.

Kemenlu China mengatakan bahwa Jepang telah berkomitmen untuk "memenuhi kewajibannya berdasarkan hukum internasional, melakukan yang terbaik untuk menghindari dampak negatif terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, dan melakukan evaluasi berkelanjutan terhadap dampak terhadap lingkungan laut dan ekosistem laut."

Pada 2011, tiga reaktor di PLTN Fukushima-Daiichi di timur laut Jepang mengalami bencana nuklir akibat gempa bumi besar dan tsunami yang menewaskan sekitar 18.000 orang.

Sejak itu, perusahaan listrik TEPCO mengumpulkan air limbah yang terkontaminasi saat mendinginkan reaktor yang rusak, bersama dengan air tanah dan hujan yang merembes ke dalamnya.

Penolakan keras

Jepang, pada akhir Agustus 2023, mulai membuang air terkontaminasi yang telah diolah dari PLTN Fukushima ke Samudra Pasifik. Negara itu bersikeras pembuangan air itu aman dan pandangan itu juga didukung oleh badan atom Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Namun, pembuangan air itu memicu reaksi keras dari China yang mengecap Jepang "egois" dan melarang semua impor makanan laut Jepang

Kementerian Luar Negeri China mengatakan dalam pernyataannya pada Jumat bahwa Tokyo menyambut baik pembentukan “pengaturan pemantauan internasional jangka panjang dalam kerangka Badan Energi Atom Internasional (IAEA) yang mencakup tahap-tahap penting dalam pembuangan air yang terkontaminasi nuklir.”

“Kedua belah pihak sepakat untuk terus melakukan dialog yang konstruktif dan berbasis ilmu pengetahuan dengan rasa tanggung jawab yang besar terhadap ekosistem, lingkungan, serta kehidupan dan kesehatan manusia,” tambahnya.

Pada waktu yang hampir bersamaan, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan Tokyo telah "memberi tahu pihak China tentang kesiapannya untuk melakukan pemantauan tambahan terhadap... air yang diolah, sementara pihak China telah memutuskan untuk... terus memulihkan impor produk perikanan Jepang yang memenuhi standar tertentu."

Meskipun China akan mulai mengimpor makanan laut secara bertahap, juru bicara Kemenlu China mengatakan China masih "dengan tegas menentang" pembuangan air dari Fukushima oleh Jepang.

“Pertama-tama, China dengan tegas menentang pembuangan sewenang-wenang pihak Jepang (air yang terkontaminasi) ke laut,” kata juru bicara Mao Ning pada konferensi pers reguler, dan menambahkan, “Pendirian ini tidak berubah.”

China mengimpor makanan laut senilai lebih dari $500 juta dari Jepang pada 2022, menurut data bea cukai. [ft/rs]

Recommended

XS
SM
MD
LG