Angkatan Laut China dan Rusia pada hari Minggu (14/7) memulai latihan bersama di sebuah pelabuhan militer di selatan China. Kantor berita China, Xinhua, melaporkan latihan bersama ini dilakukan beberapa hari setelah sekutu-sekutu NATO menyebut China sebagai “pendukung yang menentukan” (decisive enabler) perang di Ukraina.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Pertahanan China mengatakan pasukan kedua negara baru-baru ini berpatroli di bagian barat dan utara Samudra Pasifik, dan bahwa operasi itu tidak ada sangkut pautnya dengan situasi di kawasan dan dunia internasional, dan tidak menarget negara ketiga manapun.
Latihan yang berawal di provinsi Guandong hari Minggu dan diperkirakan akan berlangsung hingga pertengahan Juli ini, dimaksudkan untuk menunjukkan kapabilitas Angkatan Laut China dan Rusia dalam menghadapi ancaman keamanan dan mempertahankan perdamaian dan stabilitas di kawasan itu dan secara global; demikian laporan siaran berita CCTV hari Sabtu (13/7). Laporan itu juga menyatakan bahwa latihan bersama itu akan mencakup latihan anti-rudal, serangan laut dan pertahanan udara.
Xinhua melaporkan setelah upacara pembukaan latihan itu di kota Zhanjiang, pasukan Angkatan Laut China dan Rusia melakukan simulasi militer di peta dan latihan koordinasi taktis.
Latihan militer bersama ini merupakan yang terbaru dalam serangkaian ketegangan dengan sekutu-sekutu NATO pekan lalu.
Komunike Bersama NATO Kritisi China
Dalam komunike akhir yang ditandatangani 32 anggota NATO dalam pertemuan puncak mereka di Washington DC pekan lalu, jelas disampaikan bahwa China kini menjadi fokus aliansi militer itu. Komunike itu menyebut China sebagai “pendukung yang menentukan” dalam perang Rusia di Ukraina. Anggota-anggota NATO dan mitra-mitra mereka di Indo-Pasifik menyampaikan soal meningkatnya potensi ancaman keamanan dari Rusia dan pendukungnya di Asia – terutama China. Menanggapi hal itu, China menuding NATO berupaya mencapai keamanan dengan mengorbankan pihak lain, dan menyerukan kepada aliansi itu untuk tidak membawa “kekacauan” yang sama ke Asia. Kementerian Luar Negeri China menegaskan bahwa negara itu senantiasa memiliki sikap yang obyektif dan adil terhadap perang di Ukraina.
Sejumlah pejabat Amerika pekan lalu mengatakan Pasukan Penjaga Pantai AS yang sedang melakukan patroli rutin di Laut Bering, bertemu dengan beberapa kapal militer China di perairan internasional yang berada di dalam zona ekonomi eksklusif AS. Awak patroli itu mendeteksi keberadaan tiga kapal sekitar 200 kilometer utara Amchitka Pass, di Kepulauan Aleutian, yang menandai pemisahan dan tautan antara Pasifik Utara dan Laut Bering. Kapal keempat kemudian terlihat sekitar 135 kilometer utara Amukta Pass. Pihak Amerika mengatakan kapal-kapal Angkatan Laut China itu beroperasi sesuai norma dan aturan hukum internasional. [em/jm]
Forum