China pada Senin (25/3) mengatakan pihaknya mendukung rancangan resolusi baru di Dewan Keamanan PBB mengenai gencatan senjata “segera” di Gaza, setelah China dan Rusia memveto rancangan resolusi sebelumnya yang diusulkan oleh Amerika Serikat.
“China mendukung rancangan resolusi ini dan memuji Aljazair dan negara-negara Arab lainnya atas kerja keras mereka dalam hal ini,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Lin Jian.
“Kami berharap Dewan Keamanan akan mengesahkannya sesegera mungkin dan mengirimkan sinyal kuat untuk menghentikan permusuhan,” katanya.
Perang dimulai dengan serangan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya pada tanggal 7 Oktober yang mengakibatkan sekitar 1.160 kematian di pihak Israel, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi Israel.
Israel telah berjanji untuk menghancurkan para militan, yang juga menyandera sekitar 250 orang, yang Israel yakini sekitar 130 orang di antaranya masih berada di Gaza, termasuk 33 orang diperkirakan tewas.
Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas pada hari Minggu menyebutkan total korban tewas di wilayah tersebut sebanyak 32.226 orang, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.
Dewan Keamanan terpecah belah mengenai perang Israel-Hamas sejak serangan 7 Oktober, dan hanya menyetujui dua dari delapan resolusi, yang keduanya terutama berkaitan dengan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza yang hancur.
Anggota tetap Dewan Keamanan dan pendukung utama Israel, Amerika Serikat, dengan tegas mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri setelah serangan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya itu.
Jumat lalu, Dewan Keamanan melakukan pemungutan suara terhadap rancangan yang diajukan oleh Amerika Serikat yang menyerukan gencatan senjata “segera” terkait dengan pembebasan sandera.
China dan Rusia memveto resolusi tersebut, mengkritik resolusi tersebut karena tidak secara eksplisit menuntut Israel menghentikan aksi militernya.
Teks baru tersebut, menurut versi yang dilihat oleh AFP pada hari Minggu, “menuntut gencatan senjata segera” selama bulan suci Ramadan yang sedang berlangsung, “mengarah pada gencatan senjata permanen yang berkelanjutan.”
Resolusi tersebut juga “menuntut pembebasan segera dan tanpa syarat semua sandera” serta “pencabutan semua hambatan terhadap penyediaan bantuan kemanusiaan dalam skala besar.”
Naskah tersebut diajukan oleh anggota tidak tetap Dewan Keamanan, yang bekerja sama dengan Amerika Serikat selama akhir pekan untuk menghindari veto, menurut diplomat yang berbicara kepada AFP tanpa menyebut nama.
Beijing, yang merupakan anggota tetap Dewan Keamanan dan memegang hak veto, mengatakan pada hari Senin bahwa pihaknya mendukung resolusi tersebut.
“Rancangan ini mengambil sikap yang jelas dalam menuntut gencatan senjata dan memperluas bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, dan dengan demikian sesuai dengan orientasi tindakan Dewan Keamanan yang benar,” kata Lin.
Saat ini konflik di Gaza masih berlarut-larut sehingga menimbulkan krisis kemanusiaan,” ujarnya.
“Komunitas internasional mengharapkan Dewan Keamanan memenuhi tugasnya secara praktis dan komprehensif,” tambahnya. [ab/uh]
Forum