Dua dari perusahaan-perusahaan jaringan dan telekomunikasi terbesar di China bersiap merambah pasar-pasar global untuk perangkat bergerak teknologi tinggi dan bersaing dengan raksasa-raksasa teknologi seperti Apple dan Samsung dengan produk-produk mereka sendiri.
Huawei, menurut data kantor berita Reuters, merupakan pembuat ponsel terbesar keempat dalam kuartal pertama 2013, di bawah LG Electronics, Apple dan Samsung, dan menjual sembilan juta ponsel, sebagian besar di China.
ZTE Corp. berharap menarik pasar Amerika Serikat dengan serangkaian produk kombinasi ponsel/tablet, sementara Huawei menyasar Asia dan Eropa barat dengan ponsel super tipis.
Para ahli industri memperingatkan bahwa menantang penguasa pasar seperti Apple dan Samsung tidak akan mudah.
Namun Richard Yu, ketua Huawei, sangat yakin, beberapa mengatakan ia terlalu percaya diri, bahwa perusahaannya mampu melakukannya.
"Untuk produk terbarunya, Apple membuat telepon itu sangat mudah dipakai," ujar Yu kepada surat kabar Telegraph baru-baru ini.
“Namun jika kita hanya belajar dari mereka, kita tidak bisa mengejar. Kita ingin lebih canggih dari mereka."
Keuntungan Domestik China
Kitty Fok, manajer pemasaran dari perusahaan riset pasar global, IDC, mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan China seperti Huawei dan yang lainnya akan mendapatkan bantuan dalam menantang pemimpin-pemimpin industri.
Fok mengatakan fokus jangka panjang pemerintah China untuk sektor teknologi tinggi dan keteguhannya dalam mengembangkan teknologi informasi (TI) memberi keuntungan bagi perusahaan-perusahaan China, baik swasta maupun afiliasi pemerintah.
Pemerintah di Beijing juga telah "mengeluarkan serangkaian kebijakan untuk meningkatkan daya saing perusahaan-perusahaan China," ujar Adam Segal, akademisi China dari Dewan Hubungan Luar Negeri di New York.
Pemerintah China "memiliki ketertarikan yang jelas dalam mengubah jargon 'made in China (dibuat di China)' menjadi 'innovated in China (diciptakan di China)'," ujar Segal.
"Dan mereka secara gamblang memperlihatkan bahwa mereka tidak ingin bergantung pada Barat."
Adanya dominasi merek-merek seperti Apple, Samsung dan sistem operasi Android milik Google, pemerintah di Beijing semakin khawatir dengan penetrasi teknologi asing dalam masyarakat China dan lebih menyukai jika perusahaan-perusahaan domestik yang memainkan peranan tersebut.
"Ini adalah salah satu alasan mengapa China mengeluarkan Google dan mengapa China ingin ada pengganti lokal untuk hal-hal seperti Facebook, Google dan Twitter," ujar Dean Cheng, akademisi China dari Heritage Foundation di Washington.
Hal ini juga memberikan pemerintah China "kemampuan lebih besar untuk menutup media sosial karena mereka memiliki komponen-komponen yang lebih banyak dibandingkan negara lain di dunia," tambah Segal.
Bulan Juni, Kementerian Industri dan Teknologi Informasi China mengeluarkan buku putih yang mengatakan bahwa perangkat lunak sistem operasi Android milik Google memiliki terlalu banyak kontrol dalam industri ponsel pintar di China dan menuduh perusahaan tersebut mendiskriminasi beberapa perusahaan lokal dengan menunda pembagian kode-kode perangkat lunak.
Strategi Merek
Terkait isu tuduhan peretasan, hal ini membuat perusahan-perusahaan China lebih sulit untuk bersaing dalam tingkat global, bahkan untuk perusahaan seperti Huawei, yang terdaftar sebagai perusahaan swasta.
Meskipun perusahaan-perusahaan layanan web China seperti Baidu dan Weibo telah sukses di negaranya sendiri, Segal mengatakan hal itu tidak menjamin bahwa kesuksesan domestik, bahkan di pasar sebesar China, akan memberikan dasar bagi keberhasilan operasi global.
Di saat perusahaan-perusahaan seperti Huawei dan ZTE menyasar pasar global dengan ponsel dan tablet bermerek sendiri, Cheng mengatakan mereka akan menghadapi "beberapa isu serius, dari mulai reputasi perusahaan sampai kontrol kualitas." (VOA/Aida Akl)
Huawei, menurut data kantor berita Reuters, merupakan pembuat ponsel terbesar keempat dalam kuartal pertama 2013, di bawah LG Electronics, Apple dan Samsung, dan menjual sembilan juta ponsel, sebagian besar di China.
ZTE Corp. berharap menarik pasar Amerika Serikat dengan serangkaian produk kombinasi ponsel/tablet, sementara Huawei menyasar Asia dan Eropa barat dengan ponsel super tipis.
Para ahli industri memperingatkan bahwa menantang penguasa pasar seperti Apple dan Samsung tidak akan mudah.
Namun Richard Yu, ketua Huawei, sangat yakin, beberapa mengatakan ia terlalu percaya diri, bahwa perusahaannya mampu melakukannya.
"Untuk produk terbarunya, Apple membuat telepon itu sangat mudah dipakai," ujar Yu kepada surat kabar Telegraph baru-baru ini.
“Namun jika kita hanya belajar dari mereka, kita tidak bisa mengejar. Kita ingin lebih canggih dari mereka."
Keuntungan Domestik China
Kitty Fok, manajer pemasaran dari perusahaan riset pasar global, IDC, mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan China seperti Huawei dan yang lainnya akan mendapatkan bantuan dalam menantang pemimpin-pemimpin industri.
Fok mengatakan fokus jangka panjang pemerintah China untuk sektor teknologi tinggi dan keteguhannya dalam mengembangkan teknologi informasi (TI) memberi keuntungan bagi perusahaan-perusahaan China, baik swasta maupun afiliasi pemerintah.
Pemerintah di Beijing juga telah "mengeluarkan serangkaian kebijakan untuk meningkatkan daya saing perusahaan-perusahaan China," ujar Adam Segal, akademisi China dari Dewan Hubungan Luar Negeri di New York.
Pemerintah China "memiliki ketertarikan yang jelas dalam mengubah jargon 'made in China (dibuat di China)' menjadi 'innovated in China (diciptakan di China)'," ujar Segal.
"Dan mereka secara gamblang memperlihatkan bahwa mereka tidak ingin bergantung pada Barat."
Adanya dominasi merek-merek seperti Apple, Samsung dan sistem operasi Android milik Google, pemerintah di Beijing semakin khawatir dengan penetrasi teknologi asing dalam masyarakat China dan lebih menyukai jika perusahaan-perusahaan domestik yang memainkan peranan tersebut.
"Ini adalah salah satu alasan mengapa China mengeluarkan Google dan mengapa China ingin ada pengganti lokal untuk hal-hal seperti Facebook, Google dan Twitter," ujar Dean Cheng, akademisi China dari Heritage Foundation di Washington.
Hal ini juga memberikan pemerintah China "kemampuan lebih besar untuk menutup media sosial karena mereka memiliki komponen-komponen yang lebih banyak dibandingkan negara lain di dunia," tambah Segal.
Bulan Juni, Kementerian Industri dan Teknologi Informasi China mengeluarkan buku putih yang mengatakan bahwa perangkat lunak sistem operasi Android milik Google memiliki terlalu banyak kontrol dalam industri ponsel pintar di China dan menuduh perusahaan tersebut mendiskriminasi beberapa perusahaan lokal dengan menunda pembagian kode-kode perangkat lunak.
Strategi Merek
Terkait isu tuduhan peretasan, hal ini membuat perusahan-perusahaan China lebih sulit untuk bersaing dalam tingkat global, bahkan untuk perusahaan seperti Huawei, yang terdaftar sebagai perusahaan swasta.
Meskipun perusahaan-perusahaan layanan web China seperti Baidu dan Weibo telah sukses di negaranya sendiri, Segal mengatakan hal itu tidak menjamin bahwa kesuksesan domestik, bahkan di pasar sebesar China, akan memberikan dasar bagi keberhasilan operasi global.
Di saat perusahaan-perusahaan seperti Huawei dan ZTE menyasar pasar global dengan ponsel dan tablet bermerek sendiri, Cheng mengatakan mereka akan menghadapi "beberapa isu serius, dari mulai reputasi perusahaan sampai kontrol kualitas." (VOA/Aida Akl)