China akan mengadakan latihan militer gabungan dengan Malaysia bulan depan di Selat Malaka, dan juga akan melakukan latihan dengan Australia dan Amerika Serikat di Australia, menurut Kementerian Pertahanan China hari Kamis (28/8).
Angkatan bersenjata China yang terus memperbarui diri telah meningkatkan jangkauan global mereka dan melakukan latihan di lokasi-lokasi yang semakin jauh, sementara pemerintah berusaha melindungi kepentingannya di dunia.
Namun China sempat menimbulkan ketegangan, terutama tentang sengketa teritori di Laut China Selatan dan Timur, karena semakin agresif.
Juru bicara Kementerian Pertahanan China Yang Yujun mengatakan latihan di Selat Malaka akan melibatkan 1.160 personel, dua kapal perang China, helikopter dan pesawat transportasi.
Latihan tersebut akan fokus pada penanganan bencana, pencarian dan penyelamatan dan penyelamatan saat terjadi perompakan, katanya.
Perompakan adalah masalah di selat tersebut, antara Semenanjung Malaysia dan pulau Sumatra Indonesia, jalur yang dilewati impor minyak mentah China dari Timur Tengah dan Afrika.
Citra Malaysia di China hancur setelah pesawat Malaysia Airlines berpenumpang 239 orang jatuh, sebagian besar dari mereka adalah berkewarganegaraan China, tahun lalu. Respons Malaysia terhadap bencana tersebut disoroti keras oleh publik dan media negara.
Pada kesempatan yang berbeda, Yang mengatakan China akan ikut dalam latihan kelangsungan hidup dan kegiatan seperti kano dan memanjat gunung di Australia dengan pasukan Australia dan AS.