China hari Senin (8/6) merilis laporan panjang, membeberkan apa yang disebutnya kemenangan yang didapat setelah berjuang keras melawan wabah COVID-19 dalam lima bulan terakhir - laporan yang umumnya menuai pujian dari rakyatnya.
Namun, dalam dokumen 37 ribu kata itu, China tidak banyak berbicara tentang respon awalnya terhadap wabah virus corona. Beberapa laporan tentang apa yang terjadi di Wuhan, pusat pandemi global ketika wabah dimulai, bertentangan dengan apa yang dikatakan dokter pelapor, menurut analis. Menurut China, virus itu pertama kali dilaporkan di Wuhan pada Desember.
Para analis menilai dokumen itu tidak lain hanya alat narasi resmi China dalam kampanye propaganda global guna mengalihkan kesalahan dan sangat tidak meyakinkan bagi komunitas global.
Laporan itu tidak menjelaskan bagaimana China menangani wabah itu sebelum 27 Desember 2019 - hampir satu setengah bulan setelah catatan pemerintah diduga menunjukkan kasus pertama yang dikukuhkan negara itu dapat ditelusuri sampai ke pertengahan November, kata mantan Menteri Kesehatan Taiwan Twu Shiing-jer kepada VOA. Ia menambahkan, pandemi global itu, yang telah menewaskan hampir 400.000 orang, bisa dihindari seandainya China memberi tahu Organisasi Kesehatan Dunia satu bulan sebelumnya pada awal Desember.
Penolakan China untuk merenungkan kesalahannya, terutama menutup-nutupi tahap awal, tidak akan membantu para ilmuwan di dalam dan di luar China memetakan langkah konkret yang akan mencegah penyakit baru, kata Twu. Ia mengatakan, kebohongan China terus bertumpuk dalam laporan itu.[ka/jm]