Hillary Clinton membuat sejarah hari Selasa (26/7), setelah melewati berbagai rintangan pribadi dan politik untuk menjadi perempuan pertama yang memenangkan nominasi presiden dari partai politik besar di Amerika.
Jika menang pada bulan November, Hillary Clinton akan menjadi orang yang pernah mendapat julukan sebagai Ibu Negara, Senator Amerika dari New York, Menteri Luar Negeri, dan akhirnya “"Nyonya Presiden."
Jajak pendapat menunjukkan Clinton dicintai tapi juga dibenci. Ia adalah salah seorang paling terkenal di dunia, namun sebagian orang yang mengenalnya secara pribadi mengatakan ia berhati-hati untuk mengungkapkan terlalu banyak tentang kepribadiannya kepada publik.
Cindy Saine, koresponden VOA di Gedung Putih melaporkan lebih jauh tentang kehidupan wanita yang oleh para pendukung maupun penentangnya dianggap sebagai seorang pejuang sepanjang hidupnya.
Hillary Clinton nyaris memenangkan nominasi presiden dari Partai Demokrat pada tahun 2008. Ia kalah sangat tipis dari seorang senator junior, Barack Obama.
Pada pidato pengakuan kekalahan, dia mengutip perjuangan seumur hidupnya untuk mengatasi berbagai rintangan bagi wanita, yang kadang-kadang disebut sebagai “langit-langit kaca” dan bagi 18 juta pemilih yang dimenangkannya dalam pemilihan pendahuluan.
Dalam pidato delapan tahun lalu itu ia mengatakan, “Meskipun kami tidak dapat memecahkan langit-langit tertinggi dan terkeras itu saat ini, saya mengucapkan terima kasih kepada Anda. Kini ada 18 juta retakan pada langit-langit itu dan kini cahaya dapat bersinar menembusnya tidak seperti sebelumnya, mengisi kita semua dengan harapan dan pengetahuan yang pasti bahwa kelak jalan yang harus ditempuh akan menjadi lebih mulus.”
Delapan tahun kemudian, Clinton memenangkan nominasi dan berharap akan dapat memecahkan langit-langit kaca tertinggi itu dan menjadi presiden.
Semasa remaja Hillary adalah aktivis muda Partai Republik. Dia kuliah di Wellesley College dan semakin aktif dalam politik, dan menyampaikan pidato dalam acara wisuda di perguruan tinggi khusus perempuan itu pada tahun 1969.
Hillary melanjutkan kuliah di Fakultas Hukum Universitas Yale, di mana ia berubah menjadi seorang Demokrat yang progresif, dan bertemu calon suaminya, Bill Clinton, di perpustakaan. Mereka menikah pada tahun 1975, dan Hillary mengikuti Bill kembali ke kampung halamannya di Arkansas, di mana Bill terpilih menjadi gubernur pada tahun 1978.
Putri Clinton, Chelsea, lahir di Arkansas. Dan di sanalah wartawan Ron Fournier pertama kali meliput sepak terjang keluarga Clinton. Dia bisa bebas bertemu dengan mereka berdua di Little Rock, dan kemudian, di Gedung Putih. Fournier mengatakan kepada VOA bahwa menurutnya Hillary bahkan lebih pintar dan lucu daripada Bill Clinton:
Dia mengatakan, “Bill Clinton yang sangat pintar menghubungkan lelucon dan menceritakan lelucon, tetapi Hillary benar-benar sangat pintar melucu pada saatnya. Humor celaan pada diri sendiri, yang membuat orang tertawa dan membuat banyak orang benar-benar senang. Sebenarnya secara pribadi saya menganggap humor Hillary sangat menarik karena sangat otentik, bersahaja, dan membumi. Gurauannya sangat mudah menjalar ke orang lain.”
Bob Weiner, mantan juru bicara Bill Clinton di Gedung Putih mengatakan kepada VOA bahwa Hillary Clinton lebih cerdas daripada Bill Clinton dan Barack Obama dalam memahami suatu masalah dan menemukan solusinya, tetapi ia tidak memiliki apa yang dimiliki kedua pria itu.
“Ia sadar bahwa ia tidak memiliki karisma, tapi ia memiliki kecerdasan dan kekuatan memerintah yang sangat besar,” kata Bob Weiner.
Dan Hillary tidak menyerah dan kembali berjuang, menempuh karier politiknya sendiri. Ia memenangkan pemilihan di New York untuk Senat Amerika pada tahun 2000, dan terpilih kembali pada tahun 2006. Pada tahun 2008, Obama mengangkatnya sebagai Menteri Luar Negeri.
Dia mengunjungi 112 negara, dan memanfaatkan tugasnya untuk menyoroti hak-hak perempuan dan kekuatan diplomasi yang disebut sebagai “soft power.”
Dalam pidatonya di Konvensi Nasional Partai Demokrat pekan ini, Ibu Negara Michelle Obama memuji rekam jejak dan budi pekerti yang dimiliki oleh Hillary Clinton.
Sekarang, Hillary Clinton menemukan dirinya dalam perang politik, melawan selebriti pengusaha Donald Trump, yang seperti Clinton, juga terkenal di dunia, tapi merupakan tokoh kontroversial.
Jajak pendapat menunjukkan kedua pesaing itu imbang dalam persaingan ketat. Kisah hidup Hillary Clinton menunjukkan ia akan berjuang sekeras sesuai kemampuannya sampai pada hari pemilihan pada tanggal 8 November. [uh/lt]