Diiringi seruan dan pukulan drum dari lebih dari 300 demonstran dan pendukung di luar, Dalai Lama berpegangan tangan dengan Walikota Birmingham William Bell di dalam Gereja Baptist di 16th Street dan mengatakan ia sangat senang ada di tempat Pendeta Martin Luther King Jr. dan para pemimpin hak-hak sipil lainnya pada 1960an meluncurkan kampanye kebebasan untuk warga Afrika Amerika.
"Hak asasi manusia dimulai dari dalam," ujar Dalai Lama. "Ia tidak datang dari langit, tapi tumbuh dari Bumi.
"Martin Luther King adalah penting dalam penerimaan hak-hak sipil. Sekarang rakyat Amerika, mayoritasnya berkulit putih, menerima realitas itu."
Dalai Lama berbicara mengenai ketidaksetaraan pendapatan sebagai ancaman perdamaian.
"Karena situasi ekonomi, ada rasa frustrasi. Frustrasi membawa kemarahan. Kemarahan membawa kekerasan. Tidak ada miliarder di Tibet. Tidak ada kesenjangan," ujarnya.
Tenzin Gyatso, 79, yang diangkat pada 1950 sebagai Dalai Lama ke-14, menanggapi pertanyaan-pertanyaan mengenai masa depannya dan mengatakan Buddhisme akan terus berlanjut tanpa seorang Dalai Lama.
"Beberapa oran berpikir ini penting bagi Buddhisme. Tapi tidak," ujarnya.
Di luar gereja, para demonstran dari Komunitas Shugden Internasional, yang mengatakan Dalai Lama telah menghukum mereka karena mengikuti Dorje Shugden, dewa kuno Buddhis yang ia kecam berpuluh tahun lalu, berseru: "Berhenti berbohong, Dalai Lama palsu."
Mereka mengatakan menghadapi diskriminasi di India dan komunitas Tibet di pengasingan lainnya.
Dalai Lama mengatakan Buddhisme Shugden tidak pernah dilarang, namun ia tidak mendukung praktik tersebut.
Lebih dari 50 tahun lalu, para warga AS yang memprotes aturan pemisahan berdemonstrasi di tempat yang hampir persis sama, bertahan dari semprotan air dan serangan anjing polisi. (Reuters)