Selagi melakukan kunjungan 11 hari di Australia, pemimpin spiritual Tibet itu hari Jumat mengatakan Tiongkok akan menjadi lebih terbuka, dan itu akan menyebabkan perubahan di negara-negara represif lain, seperti Birma dan Korea Utara. Ia menambahkan, pengungsi dari negara-negara bersistem totaliter "punya banyak alasan untuk bersikap optimistis."
Walau lawatannya untuk mengajarkan agama Budha, Dalai Lama menyempatkan bertemu wartawan dan kelompok-kelompok amal di Australia. Ia juga menyumbang 95.000 dolar untuk membantu mengentaskan kemiskinan anak-anak dan tuna- wisma di pinggiran kota Melbourne.
Meskipun telah bertemu beberapa pemimpin lokal, tidak jelas apakah Dalai Lama akan bertemu Perdana Menteri Julia Gillard. Para perdana menteri terdahulu telah bertemu dengannya, tapi kunjungan semacam itu memicu kemarahan Tiongkok, yang menganggap Dalai Lama pengkhianat yang hendak memisahkan Tibet dari kekuasaan Beijing.
Dalai Lama, yang tinggal di pengasingan bersama ribuan warga Tibet lain di India menyatakan tidak menginginkan kemerdekaan bagi Tibet, melainkan otonomi lebih besar bagi Tibet dibawah kekuasaan Beijing.
Lawatan pemimpin Budha itu ke Australia akan berakhir 20 Juni.