Dalam sebuah langkah bersejarah untuk membawa pulang ke Irak, warga Yazidi yang diculik dan dibawa ke Suriah oleh ISIS, Dewan Spiritual Agung Yazidi mengumumkan akan mengizinkan anak dari perempuan Yazidi yang lahir akibat anggota ISIS ke dalam komunitas.
Dewan itu dalam sebuah pernyataan, Rabu mengatakan keputusan itu untuk mengakhiri perdebatan bertahun-tahun tentang masalah anak-anak yang lahir dari ayah anggota ISIS.
Dewan Spiritual Tertinggi Yazidi mengeluarkan keputusan untuk menerima semua korban selamat dan menerima bahwa apa yang terjadi pada korban di luar kendali mereka, bunyi pernyataan itu, yang ditandatangani oleh Hazim Tahseen Said, putra mendiang pimpinan Yazidi, Mir Tahseen Said Beg.
Sebelum keputusan hari Rabu, pemimpin senior spiritual Yazidi, Baba Sheikh pada tahun 2014 memutuskan untuk menyambut kembali perempuan Yazidi ke dalam iman mereka, tetapi nasib anak-anak yang dilahirkan oleh militan ISIS ketika itu belum pasti.
"Dewan telah mengirim komite ulama ke Suriah untuk menyelidiki masalah perempuan itu dan laki-laki Yazidi setelah mengalahkan ISIS agar mencari dan membawa mereka pulang," kata pernyataan itu.
Yazidi, kelompok etnis agama minoritas yang berpenduduk sekitar 550.000 orang, kebanyakan tinggal di Irak utara, daerah yang juga dihuni oleh warga Kurdi dan Arab. Mereka adalah kelompok yang tertutup dan umumnya hanya berinteraksi dengan kalangan mereka sendiri.
Menikahi seseorang dari agama lain adalah dosa yang tidak bisa diampuni dalam agama Yazidi, demikian pula memiliki hubungan di luar nikah di bawah paksaan sekalipun, dianggap mencemari tubuh dan jiwa anggota masyarakat. [my]