Sekitar sebulan telah berlalu sejak Presiden Donald Trump meminta pasukan Garda Nasional ikut mengamankan perbatasan Amerika Serikat-Meksiko. Koresponden VOA Ramon Taylor dan Arturo Martinez berbicara dengan para pejabat imigrasi dan Garda Nasional untuk mengetahui dampak dari pengerahan pasukan itu pada keamanan perbatasan dan kehidupan para calon pelintas perbatasan.
Pemerintahan Presiden Donald Trump telah menyatakan ada "krisis" di perbatasan AS-Meksiko. Pernyataan itu disampaikan oleh Menteri Keamanan Dalam Negeri Kirstjen Nielsen.
“Kami tidak tahu apa yang masuk melalui area yang tidak bisa kami awasi dengan baik dan memadai. Jadi bagi saya, itu adalah definisi krisis,” ujarnya.
Tetapi apakah ada lonjakan jumlah pelintas ilegal di perbatasan sepanjang 3.000 kilometer itu tergantung pada bagaimana kita melihat angka-angka yang ada.
Badan Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan Amerika melihat adanya peningkatan lebih dari 200% dalam jumlah penangkapan di sepanjang perbatasan barat daya Amerika itu pada Maret 2018 dibandingkan dengan bulan Maret tahun lalu. Namun, jika dilihat secara keseluruhan selama setahun, jumlah penangkapan pada tahun 2017 mencapai angka terendah dalam 46 tahun. Hal itu dibanggakan oleh Presiden Trump, tetapi sekaligus disebutnya “masih tidak dapat diterima.”
Hampir 1.000 anggota pasukan Garda Nasional telah dikirim sebagai tanggapan atas seruan Presiden Trump untuk mengerahkan hingga 4.000 tentara. Sisanya masih dalam proses. Fungsi pasukan bermacam-macam, seperti disampaikan oleh Kapten Macario Mora, pejabat hubungan masyarakat untuk Operasi Garda Nasional di perbatasan.
“Mengerjakan pemeliharaan, membersihkan jalan, membantu secara administratif dan logistik, dan lain sebagainya.”
Meskipun pasukan Garda Nasional tidak akan memainkan peran dalam menangkap pelintas perbatasan, para agen Patroli Perbatasan Amerika mengatakan bantuan mereka di bidang-bidang lain sangat dibutuhkan – dan calon pelintas akan melihat lebih banyak agen yang berpatroli di perbatasan sebagai dampak dari kehadiran mereka.
Vinny Dulesky, petugas patroli perbatasan di sektor Yuma, negara bagian Arizona, mengatakan, “Yang akan dilakukan oleh pasukan Garda Nasional yakni, mereka akan melakukan tugas unsur-unsur pendukung yang biasanya diisi oleh agen Patroli Perbatasan sehingga kami akan memiliki lebih banyak agen yang siap bertugas di garis depan.”
Namun, kehadiran pasukan Garda Nasional itu dipandang dengan kaca mata berbeda di seberang perbatasan. Di kota perbatasan Mexicali, Meksiko, Mónica Oropeza Rodriguez mengelola tempat penampungan bagi calon pelintas dan para migran yang dideportasi dari wilayah Amerika. Ia mengatakan bahwa pengerahan pasukan Garda Nasional di bawah pemerintahan sebelumnya menimbulkan konsekuensi yang merugikan, dan ia yakin konsekuensi itu kali ini tidak akan berbeda.
Mónica Oropeza Rogríguez, Direktur Albergue Del Desierto, menambahkan, “Jika ada manfaatnya, itu tidak ada yang lebih mahal daripada nyawa manusia yang melayang. Pengerahan pasukan sebelumnya mengakibatkan lebih banyak kematian migran. Mengapa? Karena mereka terpaksa harus melewati rute yang lebih sulit dan berisiko, tetapi itu tidak menghentikan migrasi mereka.”
Tetapi sebagian migran mengakui bahwa pendekatan keamanan berlapis di sisi Amerika itu, termasuk pengerahan pasukan Garda Nasional dan penggunaan teknologi pengawasan, jelas berdampak pada pencegahan. [lt/uh]