Perdana Menteri Perancis Edouard Philippe, Kamis (6/12), mengatakan sudah menyiagakan lebih dari 86 ribu petugas kepolisian untuk mencegah kekerasan dalam unjuk rasa mendatang.
Pengumuman itu dibuat meskipun Presiden Emmanuel Macron sudah membatalkan kenaikan pajak bahan bakar pada Rabu (5/12), yang memicu kisruh selama berminggu-minggu.
Sabtu (1/12) lalu, huru-hara terburuk dalam beberapa dekade pecah di Paris. Para perusuh membakar mobil dan menjarah toko-toko di boulevard Champs Elysee, Paris.
Pejabat pemerintah prihatin kekerasan akan terulang lagi dan memperlemah ekonomi, serta menimbulkan keraguan dengan keberlangsungan pemerintah.
Menara Eiffel dan museum-museum akan tutup pada Sabtu (8/12) dan setidaknya empat pertandingan sepak bola dibatalkan.
Protes ini pecah pada November karena rencana menaikkan pajak bahan bakar minyak, yang merupakan bagian rencana Macron untuk mengatasi pemanasan global.
Setelah Macron membatalkan kenaikan pajak bahan bakar itu, pemrotes membuat tuntutan baru terhadap isu-isu ekonomi yang dinilai merugikan pekerja, pensiunan, dan mahasiswa. [jm]