Tautan-tautan Akses

Demo di AS Menentang Prospek Perang dengan Iran


Para demonstran melakukan protes anti-perang di tengah meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran di Times Square di New York, 4 Januari 2020. (Foto: Reuters/Eduardo Munoz)
Para demonstran melakukan protes anti-perang di tengah meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran di Times Square di New York, 4 Januari 2020. (Foto: Reuters/Eduardo Munoz)

Para demonstran yang meneriakkan slogan “jangan berperang dengan Iran” turun ke jalan, Sabtu (4/1/2020) di Washington, New York, dan kota-kota lain di Amerika guna memrotes pembunuhan komandan militer Iran dalam sebuah serangan pesawat drone Amerika.

Di luar Gedung Putih, sekitar 200 orang berkumpul sebagai bagian dari gelombang demo yang diserukan oleh organisasi-organisasi sayap kiri. Mereka meneriakkan slogan, “Tanpa Keadilan Tidak Ada Pedamaian” dan “Amerika Keluar dari Timur Tengah.”

Para penyelenggara mengatakan demonstrasi dilancarkan di sekitar 70 kota Amerika, guna mengecam pembunuhan Jenderal Qasem Soleimani pada Jumat di Baghdad atas perintah dari Presiden Donald Trump. Serangan ini memicu kekhawatiran eskalasi besar di Timur Tengah.

“Kami tidak akan membiarkan negara kami dipimpin ke sebuah perang baru tanpa perhitungan,” kata seorang demonstran di luar Gedung Putih.

“Perlu pengalihan perhatian? Mulai perang,” demikian sebuah slogan yang dibawa oleh Sam Crook usia 66 tahun.

Trump menghadapi persidangan di Senat menyusul pemakzulan dirinya oleh DPR akibat skandal Ukraina.

Crook mengatakan, dirinya sangat prihatin. “Negeri ini sedang dikuasai oleh seorang yang tidak stabil mentalnya, yang saya maksudkan Donald Trump. Dia ada yang tidak beres di kepalanya,” kata Crook kepada AFP.

“Dia itu gila, dan punya reaksi seperti anak kecil terhadap apa saja. Saya takut dia akan secara tidak sengaja, dan dia tidak benar-benar berniat begitu, saya pikir, tetapi dia secara mudah bisa mulai sebuah eskalasi nyata di Timur Tengah,” demikian ditambahkan Crook.

Shirin adalah seorang warga Amerika keturunan Iran usia 31 tahun, katanya dia khawatir dengan kemungkinan terjadi perang dengan Iran, yang telah bersumpah akan membalas kematian Soleimani.

“Kita sudah menghabiskan triliunan dolar untuk berperang di Irak, perang paling lama di Afghanistan. Dan apa hasilnya?” katanya.

Dia mengingatkan, invasi Amerika pada 2003 ke Irak telah menyebabkan ketidakstabilan di seluruh kawasan dan justru memperkuat Iran, “yang sekarang merupakan sebuah kekuatan besar, baik sosial maupun budaya di Irak.”

Demonstran juga melakukan unjuk rasa di New York, Chicago, serta Los Angeles. [jm/ft]

XS
SM
MD
LG