Para buruh dan pemimpin serikat pekerja berpawai pada Sabtu (1/5), mendesak lebih banyak perlindungan buruh di tengah pandemi yang telah berimbas pada perekonomian dan pekerjaan.
Di negara-negara yang memperingati 1 Mei sebagai Hari Buruh Internasional, perayaan hak-hak buruh itu membawa pemandangan tak biasa di tengah pandemi: kerumunan massa dalam jumlah besar dan padat.
Di Perancis, ribuan orang turun ke jalan membawa spanduk dan bendera. Polisi anti huru-hara bentrok dengan sejumlah demonstran di Paris dan Lyon. Polisi mengatakan mereka menangkap 34 orang di Paris, dan 5 orang di Lyon. Tapi sebagian besar unjuk rasa di seluruh Prancis berjalan tanpa insiden.
Di Turki dan Filipina, polisi mencegah protes-protes Hari Buruh. Mereka memberlakukan lockdown terkait virus corona dan melakukan ratusan penangkapan. Di Perancis, sejumlah demonstran terlibat pertikaian dengan polisi anti huru-hara.
Bagi para pemimpin buruh, hari itu menguji kemampuan mereka untuk memobilisasi pekerja di tengah disrupsi ekonomi.
Di Indonesia, ribuan orang menyuarakan kemarahan mereka terhadap UU Cipta Kerja yang dikritik akan mengurangi pesangon, melonggarkan pembatasan bagi pekerja asing dan menambah penggunaan pekerja alih daya (outsourcing) karena Indonesia ingin menarik lebih banyak investasi. Para demonstran di Jakarta memasang replika batu nisan sebagai simbol keputusasaan. Aksi unjuk rasa diadakan di sekitar 200 kota di Indonesia. [vm/ft]