Aksi protes rusuh meletus di dua kota terbesar di Zimbabwe pada Senin (14/1), setelah pemerintah menaikkan harga bahan bakar. Laporan media mengatakan polisi anti huru-hara melepaskan tembakan peluru tajam untuk membubarkan demonstran.
Asosiasi Dokter Zimbabwe untuk Hak Asasi mengatakan sedikitnya 13 orang cedera kena tembakan senjata api. Bentrokan itu terjadi pada hari pertama dari pemogokan tiga hari yang diserukan oleh serikat-serikat buruh sebagai tanggapan atas semakin buruknya krisis ekonomi di negara itu.
Pada Sabtu (12/1) lalu, Presiden Emmerson Mnanggagwa mengumumkan kenaikan harga bensin 150 persen, dan pada Senin, ia menjelaskan mengapa kenaikan itu harus dilakukan.
“Zimbabwe sedang mengalami pembaharuan politik dan ekonomi dan hasilnya tidak akan segera tampak,” katanya kepada wartawan di Moskow, dimana ia sedang mengadakan kunjungan. Kata Mnanggagwa kenaikan harga bensin itu terpaksa dilakukan karena harga bensin di Zimbabwe adalah yang paling murah di kawasan itu.
Emmerson Mnangagwa mengambil alih kekuasaan setelah Presiden Robert Mugabe dipaksa mengundurkan diri akhir 2017. [ii]
