Ribuan demonstran hari Jumat (9/8) kembali memenuhi bandara Hong Kong untuk kedua kakinya dalam waktu dua minggu untuk meningkatkan perhatian dunia atas perjuangan mereka melawan pemerintah dan RUU ekstradisi yang kontroversial.
Ruang kedatangan yang luas dipenuhi dengan suara genderang dan teriakan-teriakan “Bebaskan Hong Kong”. Para demonstran itu duduk di lantai tapi berusaha tidak menghambat lalu lintas penumpang yang akan keluar bandara.
Puluhan pengunjuk rasa tampak membagikan pamflet, stiker, dan tas jinjing yang bertuliskan bahasa Inggris dan Mandarin untuk menjelaskan kepada para turis tujuan gerakan mereka. Demonstran lainnya menunjukkan foto-foto bentrokan dengan polisi dan poster-poster yang mengutuk kekerasan oleh polisi.
Kata para demonstran, mereka berencana menduduki bandara itu selama tiga hari akhir pekan ini supaya pesan mereka bisa disampaikan kepada puluhan ribu pengunjung. Lebih dari 74 juta orang datang dan pergi melewati bandara Hong Kong tahun 2018, menurut angka statistik pemerintah.
“Kami hanya ingin supaya pengunjung internasional tahu apa yang sedang terjadi di Hong Kong,” kata Lucinda Leung sambil ia membagi-bagikan pamflet.
Tuntutan demonstran masih sama yaitu supaya pemerintah mencabut secara permanen rancangan UU ekstradisi yang akan memungkinkan seorang tersangka dibawa ke China daratan untuk diadili, dan diadakannya pemilihan umum langsung untuk menentukan pemimpin Hong Kong yang baru. Para pengunjuk rasa menuntut supaya Kepala Eksekutif Carrie Lam yang ditunjuk oleh pemerintah China diganti. (ii)