Para pengunjukrasa anti-pemerintah berpawai di sejumlah kota di Suriah hari Rabu, selagi negara tersebut menanti persetujuan Presiden Bashar al-Assad atas tekanan untuk mencabut undang-undang negara dalam keadaan bahaya yang sudah berlaku selama 50 tahun.
Para aktivis HAM mengatakan sebuah kelompok yang umumnya terdiri dari pengunjukrasa mahasiswa hari Rabu bentrok dengan pendukung Presiden Assad di dekat sebuah universitas di Alerpon. Sementara itu, para pengunjukrasa yang berteriak-teriak turun ke jalan-jalan di pusat kota Homs.
Kantor berita Associated Press mengutip beberapa aktivis yang mengatakan puluhan ribu mahasiswa berpawai di kota Dara’a, Suriah selatan.
Di Washington, Menteri Luar Negeri Hillary Clinton mengutuk kekerasan terhadap para demonstran di Suriah dan mendesak pemerintah Suriah untuk menghentikan apa yang disebutnya penangkapan sewenang-wenang dan penyiksaan para tahanan.
Aksi protes berlanjut sehari setelah pemerintah meloloskan rancangan undang-undang untuk mencabut undang-undang negar dalam keadaan bahaya – tuntutan utama kelompok oposisi. Undang-undang negara dalam keadaan bahaya melarang demonstrasi, membatasi media dan membolehkan penyadapan.
Sementara menyepakati berakhirnya undang-undang negara dalam keadaan bahaya, pemerintah Suriah hari Selasa juga mengancam akan melakukan tindakan keras jika pergolakan di negara itu tidak berakhir.
Pemerintah Suriah juga menahan seorang tokoh oposisi terkenal. Para aktivis HAM mengatakan Mahmoud Issa ditangkap di rumahnya di Homs oleh tentara keamanan Suriah.
Mark Toner, Juru Bicara Departemen Luar Negeri hari Rabu menanggapi hal itu dengan mengatakan penangkapan tersebut mempertanyakan niat reformasi Suriah yang sesungguhnya.