Palang Merah mendesak pihak berwenang Myanmar agar melindungi tenaga sukarela dan petugas kesehatannya sementara kekerasan di negara itu berlanjut.
Dalam sebuah pernyataan hari Jumat, Federasi Internasional Palang Merah dan Masyarakat Bulan Sabit Merah (IFRC) menyatakan keprihatinan mendalam atas jatuhnya korban jiwa baru-baru ini di Myanmar.
“IFRC mendesak pengendalian diri dan penghentian kekerasan di seluruh Myanmar,” kata direktur IFRC untuk kawasan Asia Pasifik, Alexander Matheou.
“Di tengah-tengah kekerasan yang memburuk, Palang Merah Myanmar telah mengukuhkan bahwa dalam beberapa hari belakangan ini, ada insiden-insiden sangat serius di mana sukarelawan Palang Merah cedera dan ditahan secara ilegal,” katanya.
Mereka memberikan pertolongan pertama bagi “orang-orang yang terluka, sesuai dengan prinsip-prinsip mendasar kemanusiaan, netralitas dan ketidakberpihakan,” ujar Matheou, seraya menambahkan bahwa “sukarelawan Palang Merah tidak boleh menjadi target.”
Karena pertemuan besar-besaran dan kekerasan dalam beberapa pekan ini, IFRC juga sangat prihatin mengenai risiko COVID-19 menyebar tak terkendali di beberapa bagian Myanmar, sebut pernyataan itu.Demonstrasi menentang junta militer Myanmar kembali berlangsung di berbagai penjuru negara itu hari Jumat (5/3), dan ada laporan mengenai setidaknya ada demonstran yang terbunuh. [uh/ab]