Suara alam liar makin jarang terdengar.
Suara-suara yang alami dan membawa kedamaian – kicauan burung, arus sungai, dan gemerisik rumput – kadangkala terbenam oleh suara-suara orang di banyak taman nasional dan kawasan liar di Amerika, sebagaimana diungkapkan oleh sebuah studi baru-baru ini.
Para ilmuwan mengukur tingkat suara di 492 tempat – dari taman kota hingga kawasan liar terpencil. Mereka menghitung bahwa hampir dua pertiga dari taman-taman di 48 lokasi terbawah, suara bising kadang kala bisa dua kali lipat dari tigkat suara alami karena adanya suara pesawat udara, mobil, penebangan pohon, pertambangan, dan pengeboran minyak dan gas.
Meningkatnya kebisingan dapat membahayakan kehidupan satwa liar, membuatnya sulit bagi mereka untuk menemukan makanan atau pasangan, dan membuatnya lebih sulit bagi orang untuk mendengar suara-suara alam tersebut, ujar para peneliti. Biologis dari Colorado State University, George Wittemyer, mengatakan orang hanya mendengar separuh suara dibandingkan yang dapat mereka dengarkan di tengah keheningan alam.
“Mereka terbenam di tengah kebisingan,” ujar Wittemeyer, salah satu peneliti.
Dari sekitar 1 dari lima lahan publik, ada peningkatan polusi suara sepuluh kali lipat, menurut studi yang dimuat dalam jurnal Science hari Kamis.
“Ini adalah sesuatu yang terjadi perlahan-lahan,” ujar Wittemeyer. [ww]