BANDUNG —
Tim Detasemen Khusus atau Densus 88 Antiteror menggerebek sebuah rumah yang diduga menjadi sarang kelompok teroris di Kampung Batu Rengat, Desa Cigondewah Hilir, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Rabu kemarin (8/5).
Dalam penggerebekan yang berlangsung selama kurang lebih 7 jam tersebut, terjadi baku tembak antara Tim Densus 88 dengan para tersangka teroris. Tiga tersangka teroris tewas, sementara satu orang lainnya menyerahkan diri kepada aparat polisi.
Baku tembak antara Tim Densus 88 Antiteror dengan para tersangka teroris terjadi di sebuah rumah kontrakan yang berada di antara gang sempit di RT 2 RW 8, Kampung Batu Rengat, Desa Cigondewah Hilir, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung. Tim kepolisian sebelumnya melakukan peringatan dan negosiasi agar para tersangka menyerahkan diri, namun tembakan perlawanan terus dilakukan oleh para terduga teroris dari dalam rumah.
Tersangka teroris yang berjumlah empat orang bahkan sempat menyerang petugas dengan melemparkan bom pipa, namun tidak meledak. Untuk melumpuhkan mereka, selain melakukan beberapa tembakan, Densus 88 juga menyemprotkan gas air mata.
Di lokasi kejadian, Wakil Kepala Kepolisian Daerah atau Wakapolda Jawa Barat, Brigadir Jenderal Polisi Ricko Amelza Daniel mengatakan, selain bersenjata, para tersangka teroris juga memiliki bahan peledak aktif di dalam rumah kontrakan tersebut. Dari hasil penggerebekan, Tim Densus 88 Antiteror akhirnya terpaksa menembak mati tiga tersangka teroris karena terus melakukan perlawanan kepada petugas, sedangkan satu orang tersangka lainnya menyerahkan diri.
“Kita peringatkan untuk supaya menyerahkan diri, akan tetapi peringatan dari Kepolisian justru dibalas dengan tembakan beberapa kali, dan lemparan bom pipa keluar. Dari empat tersangka yang diluar sekarang sudah ditangkap satu orang dalam keadaan hidup, sehat. Insialnya yang sudah tertangkap namanya HR, usianya muda sekali, mungkin masih sekitar di bawah 25 tahun. Kemudian yang ada di dalam ada BD, ada TD, ada AG,” papar Wakapolda Jawa Barat.
Ricko menambahkan, kelompok teroris yang ditangkap di Bandung ini merupakan jaringan teroris dari Jawa Tengah, dan tidak ada kaitannya dengan jaringan teroris yang berencana meledakkan Kantor Kedutaan Besar Myanmar di Jakarta.
“Ini jaringan yang berasal dari Jawa Tengah. Jaringan ini berhubungan dengan Jawa Tengah yang hari ini juga dilakukan penangkapan di Kebumen, kemudian tadi pagi di Cipacing, dan siang hari tadi jam 12 mulai di sini (di Margaasih, Kab. Bandung),” kata Ricko.
Para tersangka teroris yang berjumlah empat orang di Bandung, mengontrak rumah di Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung sejak satu bulan lalu. Warga setempat tidak ada yang mengenal para tersangka secara jelas, dan hanya mengetahui jika para tersangka berprofesi sebagai penjahit. Seorang warga mengatakan, para tersangka kerap pulang malam hari.
Mamat, warga yang tinggal di sekitar lokasi rumah tersangka teroris menjelaskan, “Ya kurang lebih satu bulan juga belum lama (mengontrak rumah). Cuma saya yang tahu (para tersangka) suka pulang malam. Tidak tahu berapa orang yang mengisi (rumah kontrakan), kan itu ada tiga kamar.”
Barang bukti yang ditemukan di rumah tersangka teroris di Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung diantaranya tiga pucuk senjata api, bom pipa, ratusan peluru, serta uang tunai Rp 6 juta. Pada hari yang sama, polisi juga menangkap jaringan teroris yang sama di sejumlah tempat di Jawa Barat dan Jawa Tengah, yaitu satu orang di Cipacing—Jawa Barat, dua orang di Kebumen—Jawa Tengah, satu orang di Kendal—Jawa Tengah, dan satu orang di Pondok Aren—Tangerang Selatan.
Dalam penggerebekan yang berlangsung selama kurang lebih 7 jam tersebut, terjadi baku tembak antara Tim Densus 88 dengan para tersangka teroris. Tiga tersangka teroris tewas, sementara satu orang lainnya menyerahkan diri kepada aparat polisi.
Baku tembak antara Tim Densus 88 Antiteror dengan para tersangka teroris terjadi di sebuah rumah kontrakan yang berada di antara gang sempit di RT 2 RW 8, Kampung Batu Rengat, Desa Cigondewah Hilir, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung. Tim kepolisian sebelumnya melakukan peringatan dan negosiasi agar para tersangka menyerahkan diri, namun tembakan perlawanan terus dilakukan oleh para terduga teroris dari dalam rumah.
Tersangka teroris yang berjumlah empat orang bahkan sempat menyerang petugas dengan melemparkan bom pipa, namun tidak meledak. Untuk melumpuhkan mereka, selain melakukan beberapa tembakan, Densus 88 juga menyemprotkan gas air mata.
Di lokasi kejadian, Wakil Kepala Kepolisian Daerah atau Wakapolda Jawa Barat, Brigadir Jenderal Polisi Ricko Amelza Daniel mengatakan, selain bersenjata, para tersangka teroris juga memiliki bahan peledak aktif di dalam rumah kontrakan tersebut. Dari hasil penggerebekan, Tim Densus 88 Antiteror akhirnya terpaksa menembak mati tiga tersangka teroris karena terus melakukan perlawanan kepada petugas, sedangkan satu orang tersangka lainnya menyerahkan diri.
“Kita peringatkan untuk supaya menyerahkan diri, akan tetapi peringatan dari Kepolisian justru dibalas dengan tembakan beberapa kali, dan lemparan bom pipa keluar. Dari empat tersangka yang diluar sekarang sudah ditangkap satu orang dalam keadaan hidup, sehat. Insialnya yang sudah tertangkap namanya HR, usianya muda sekali, mungkin masih sekitar di bawah 25 tahun. Kemudian yang ada di dalam ada BD, ada TD, ada AG,” papar Wakapolda Jawa Barat.
Ricko menambahkan, kelompok teroris yang ditangkap di Bandung ini merupakan jaringan teroris dari Jawa Tengah, dan tidak ada kaitannya dengan jaringan teroris yang berencana meledakkan Kantor Kedutaan Besar Myanmar di Jakarta.
“Ini jaringan yang berasal dari Jawa Tengah. Jaringan ini berhubungan dengan Jawa Tengah yang hari ini juga dilakukan penangkapan di Kebumen, kemudian tadi pagi di Cipacing, dan siang hari tadi jam 12 mulai di sini (di Margaasih, Kab. Bandung),” kata Ricko.
Para tersangka teroris yang berjumlah empat orang di Bandung, mengontrak rumah di Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung sejak satu bulan lalu. Warga setempat tidak ada yang mengenal para tersangka secara jelas, dan hanya mengetahui jika para tersangka berprofesi sebagai penjahit. Seorang warga mengatakan, para tersangka kerap pulang malam hari.
Mamat, warga yang tinggal di sekitar lokasi rumah tersangka teroris menjelaskan, “Ya kurang lebih satu bulan juga belum lama (mengontrak rumah). Cuma saya yang tahu (para tersangka) suka pulang malam. Tidak tahu berapa orang yang mengisi (rumah kontrakan), kan itu ada tiga kamar.”
Barang bukti yang ditemukan di rumah tersangka teroris di Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung diantaranya tiga pucuk senjata api, bom pipa, ratusan peluru, serta uang tunai Rp 6 juta. Pada hari yang sama, polisi juga menangkap jaringan teroris yang sama di sejumlah tempat di Jawa Barat dan Jawa Tengah, yaitu satu orang di Cipacing—Jawa Barat, dua orang di Kebumen—Jawa Tengah, satu orang di Kendal—Jawa Tengah, dan satu orang di Pondok Aren—Tangerang Selatan.