Gitaris Dewa Budjana belum lama ini keliling Amerika Serikat demi melanjutkan misinya untuk berburu gitar dari para gitaris papan atas dunia yang akan menjadi koleksi museum ‘Gitarku’ miliknya yang rencananya akan dibuka akhir tahun 2016 ini di Ubud, Bali.
"Tujuan saya kan juga utuk melanjutkan apa yang pernah saya buat, ya ada di museum itu juga. Itu saja sih intinya, biar ada kenangannya aja untuk generasi berikutnya," papar Dewa Budjana kepada VOA Indonesia belum lama ini.
Budjana mengatakan, museum Gitarku ini tidak hanya akan menjadi rumah dari pada gitar-gitar tersebut, tetapi juga akan bercerita mengenai pertemuan langsung Budjana dengan sang pemiliknya.
"Itu kan jadi buat bukti. Nah, itu mungkin yang nanti berapa puluh tahun lagi akan jadi satu cerita sendiri, jadi satu perjalanan sendiri. Mungkin gampang kalau minta tanda tangan. Kirim saja gitarnya ke kantornya. Dia akan tanda tangan, nanti dikirim lagi. Kan nggak ada koneksi gitu loh. Mungkin itu yang paling beda dari yang ada. Kolektor kan banyak juga ‘oh dia punya gitar yang (di)tanda-tangani siapa,’ bukan cuma itu, tapi ini kan saya datang sendiri ketemu orangnya,” jelas personil kelompok band GIGI ini.
Selama mengumpulkan gitar-gitar tersebut di AS, Budjana ternyata juga menemui berbagai rintangan. Dengan bantuan agen musik Budjana di AS dari perusahaan rekaman MoonJune Records, yaitu perusahaan yang telah merilis empat album internasionalnya, ia berusaha untuk menghubungi para artis yang mau menanda-tangani gitar untuk museumnya.
“Ya, nama-nama besar seperti itu kan tidak gampang untuk diajak ketemu. Kalau ketemu di jalan mungkin minta foto gampang mungkin,” kata Budjana sambil tertawa.
Beberapa artis bahkan awalnya ragu untuk bertemu Budjana, karena mengira bahwa gitar-gitar yang akan mereka tanda-tangani tersebut nantinya akan dijual.
“Untuk menjelaskan itu kan agak susah. Ada beberapa nama malah minta bayaran. Tapi mayoritas dari mereka, ketika sebut kita buat museum terus siapa aja yang ada di sana, disebut nama-namanya, kita kasih link-nya mereka langsung seneng, support gitu,” kata pria kelahiran tahun 1963 ini.
Sekitar 12 gitar berhasil terkumpul dalam perjalanan kali ini yang mencakup kota Los Angeles, San Francisco, New York, Chicago, dan Nashville. Tidak tanggung-tanggung, nama-nama besar seperti gitaris band metal Megadeth Kiko Loreiro, personil kelompok Mr. Big, Billy Sheehan, pemain bass, Tony Levin yang pernah bermusik dengan musisi Peter Gabriel, dan gitaris Buddy Guy ikut mendukung museum Gitarku.
Yang paling berkesan dalam perjalanan kali ini bagi Budjana adalah ketika ia bertemu dengan gitaris band metal legendaris, Jason Becker, yang terkenal di era 90an. Nama Jason Becker mulai menanjak sejak dirinya masih berumur 16 tahun. Ketika ia berusia 20 tahun, Jason didiagnosa mengidap penyakit ALS yang melumpuhkan seluruh tubuhnya.
“Lumayan meledak tahun 90 mungkin ya, terus dia masuk (band) David Lee Roth, terus setelah itu dia sakit ALS (Amyotrophic Lateral Sclerosis), dia diprediksi cuma hidup setahun, sampai sekarang sudah 24 tahun kali ya masih hidup, di kursi rodanya itu,” ujar Budjana.
Bisa bertemu dengan Jason Becker merupakan impian yang menjadi kenyataan bagi Budjana. Sejak awal mendirikan museum ‘Gitarku,’ Budjana selalu ingin mengoleksi gitar milik Jason Becker. Tanpa disangka, Budjana disambut dengan hangat oleh Jason Becker dan keluarganya.
"Orang tua (Jason Becker) sangat welcome banget. Yang jawab emailnya Jason becker sendiri, tapi kan pakai mata dia terjemahkan ke komputernya gitu. Senang banget dia dilibatkan bisa ada di museum itu. Apalagi kita sebut jauh-jauh dari Bali datang khusus buat dia. Benar-benar ditungguin di rumahnya. Dia, bapaknya, ibunya sama susternya gitu menunggu dan ngobrol. Ngobrolnya lewat, misalnya memperlihatkan gambar-gambar museumnya, gitarnya ini, dia respon dengan matanya. Langsung diterjemahkan," papar Budjana. "Wah, terharu banget bisa ketemu, terus dia juga seneng banget gitu. Dia tanya ‘kamu pake gitar apa?’" kenang gitaris yang album terakhirnya berjudul "Hasta Karma" ini.
Selain mengumpulkan gitar, Budjana juga melakukan proses mixing album terbarunya di Los Angeles, yang merupakan double album dengan judul "Ventuary." Album internasional Budjana yang ke-5 ini akan segera dirilis di Amerika dan menyusul di Indonesia.