Tautan-tautan Akses

Diduga Diracun, Gajah Sumatra Tewas


Seorang pelatih gajah memberikan air kepada seekor gajah liar sumatera yang belum pulih sepenuhnya setelah ditenangkan selama relokasi dari daerah berpenduduk di kota terdekat ke pusat konservasi di Minas, Riau. (Foto: AP)
Seorang pelatih gajah memberikan air kepada seekor gajah liar sumatera yang belum pulih sepenuhnya setelah ditenangkan selama relokasi dari daerah berpenduduk di kota terdekat ke pusat konservasi di Minas, Riau. (Foto: AP)

Seekor gajah Sumatra yang sedang hamil ditemukan mati karena diduga keracunan di dekat perkebunan kelapa sawit di Provinsi Riau, Sumatra, kata para pejabat, Jumat (27/5).

Gajah Sumatra adalah spesies yang terancam punah dan kurang dari 700 ekor yang tersisa di pulau itu. Satwa tersebut dilindungi berdasarkan undang-undang Indonesia tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.

Pihak berwenang setempat sedang menyelidiki penyebab kematian gajah itu, yang ditemukan sewaktu berlangsungnya patroli bersama oleh kelompok-kelompok konservasi setempat pada hari Rabu. Namun, mereka sangat curiga, hewan itu diracun.

Bayi gajah Sumatra akhirnya mati usai saat dalam perawatan di Pusat Latihan Gajah (PLG) Saree, Aceh Besar, Provinsi Aceh, Selasa 16 November 2021. (Courtesy: Forum Jurnalis Lingkungan Aceh)
Bayi gajah Sumatra akhirnya mati usai saat dalam perawatan di Pusat Latihan Gajah (PLG) Saree, Aceh Besar, Provinsi Aceh, Selasa 16 November 2021. (Courtesy: Forum Jurnalis Lingkungan Aceh)

“Dari tanda-tanda perubahan bentuk organ-organ dalam, seperti paru-paru, sepertinya terlihat terbakar, menghitam dan keluar darah,'' kata Zulhusni Syukri, Direktur Program Yayasan Rimba Satwa, salah satu kelompok yang menemukan gajah itu.

Hewan itu mengeluarkan darah dari mulut dan anusnya, menurut Fifin Arfiana Jogasara, penjabat Kepala Konservasi Sumber Daya Alam Riau, kelompok patroli lain yang menemukan hewan itu.

Pihak berwenang juga menemukan nanas di perut gajah, meskipun nanas tidak ditanam di daerah itu, sehingga mereka mencurigai gajah itu sengaja diracun, kata Zulhusni.

Populasi gajah Sumatra di pulau itu menyusut dari 1.300 pada 2014 menjadi 693 tahun lalu, turun hampir 50% dalam tujuh tahun, menurut data Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup. Penurunan tersebut terjadi di tengah menyusutnya lebih dari 69% potensi habitat satwa tersebut dalam 25 tahun terakhir -- setara dengan satu generasi.

Ekspansi perkebunan kelapa sawit di Sumatra telah menyebabkan konflik antara manusia dan hewan atas ruang dan sumber daya.

''Pekerja perkebunan sawit di dekat jalur jelajah gajah sering bentrok dengan gajah karena memakan buah sawit,'' kata Zulhusni.

Sedikitnya tujuh gajah Sumatra mati di Provinsi Riau dalam tiga tahun terakhir, tambahnya.

Gajah yang ditemukan pada hari Rabu itu diperkirakan berusia sekitar 25 tahun. Selama nekropsi atau bedah bangkai, ditemukan bahwa gajah itu hamil dan akan segera melahirkan. Pihak berwenang mengubur bangkai gajah di lokasi tersebut setelah mengambil sampel hati, dinding usus, paru-paru dan kotorannya untuk pengujian laboratorium.

Gajah Sumatra adalah subspesies dari gajah Asia, salah satu dari dua spesies mamalia besar di dunia. [ab/lt]

Recommended

XS
SM
MD
LG