Keputusan mendadak Presiden Amerika Donald Trump untuk bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, tanpa terlebih dahulu menyusun kerangka kerja kesepakatan nuklir, dapat menghasilkan kesepakatan bersejarah, tetapi hal itu menjadi awal proses negosiasi yang panjang.
Kesediaan Kim berbicara untuk mengakhiri program senjata nuklir negaranya, disampaikan kepada kepala keamanan nasional Korea Selatan, Chung Eui-yong, yang baru-baru ini bertemu dengan pemimpin Korea Utara itu di Pyongyang. Chung kemudian mengatakan kepada Presiden Trump bahwa Kim “mengatakan berkomitmen untuk denuklirisasi” ketika Chung datang ke Washington untuk menyampaikan laporan kepada para pejabat keamanan Gedung Putih.
Komitmen denuklirisasi Kim itu telah menjadi dasar bagi penyelenggaraan pertemuan yang diharapkan antara Kim dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in pada bulan April, dan dengan Presiden Amerika Donald Trump pada bulan Mei mendatang.
Baca juga: Korut: 'Kampanye Perdamaian' dengan AS, Korsel Tunjukkan Kekuatan
Namun kepemimpinan di Pyongyang menggunakan istilah “denuklirisasi” yang memiliki banyak makna.
“Mereka menerjemahkan penutupan, pembekuan, dan penangguhan, perlindungan, serta penonaktifan dengan kata yang sama dalam bahasa Korea, yakni ‘godon joongdan’," kata analis Korea Utara, Han Young-sup kepada Universitas Pertahanan Korea (Korea National Defense University), dalam konferensi tentang program nuklir Korea Utara di Seoul, Rabu (21/3). [lt]