Diplomat Amerika di Filipina mengatakan Amerika tidak mendeteksi adanya laporan mengenai pelanggaran hak asasi manusia oleh angkatan bersenjata dan polisi Filipina selama operasi lima bulan untuk mengusir militan Islamis dari kota Marawi di Filipina selatan.
Duta Besar Sung Y. Kim mengatakan kepada sekelompok kecil wartawan Amerika hari Selasa (24/10) bahwa militer Amerika menyediakan pesawat pengintai dan peralatan lainnya untuk membantu dalam pemantauan dan penilaian posisi militan selama operasi berlangsung. Dia mengatakan bantuan itu sangat penting untuk keberhasilan operasi.
Kim mengatakan bahwa tingkat infiltrasi militan di Marawi mengejutkan pemerintah Amerika maupun Flipina. Para militan menguasai kota itu bulan Mei, dan menimbulkan kewaspadaan di Asia Tenggara dan di negara-negara Barat karena afiliasi mereka dengan kelompok ISIS. [lt]