Para pejabat Indonesia mengatakan tim pencarian telah menemukan alat perekam suara kokpit dari pesawat jet Lion Air yang jatuh di Laut Jawa Oktober lalu, dan menewaskan semua 189 penumpang dan awaknya.
Para penyelam Angkatan Laut menemukan alat itu pada hari Senin, hanya beberapa hari setelah kru pencarian mendeteksi sinyal lemah dari perekam itu, yang terkubur di bawah lumpur dengan ketebalan beberapa meter di dasar laut. Baik para pejabat angkatan laut maupun sipil yang terkait dengan upaya pencarian dan penemuan itu mengatakan sisa-sisa jenazah manusia juga ditemukan di dekat perekam suara.
Penemuan apa yang disebut “kotak hitam” kedua itu dapat memberikan informasi tambahan mengapa pesawat jet Boeing 737 MAX 8 jatuh tidak lama setelah lepas landas dalam penerbangan dari Jakarta ke Bangka-Belitung. Perekam data penerbangan pesawat ditemukan beberapa hari setelah kecelakaan.
Para penyelidik dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Indonesia mengeluarkan laporan pendahuluan pada bulan November, bahwa berdasarkan informasi yang diperoleh dari perekam data penerbangan, sistem keamanan otomatis pesawat berulang kali mendorong hidung pesawat menghadap ke bawah, meskipun pilot berusaha mati-matian mempertahankan kendali pesawat itu.
Mereka percaya sistem otomatis yang mencegah mesin pesawat macet jika terbang terlalu tinggi pada versi baru jet penumpang legendaris Boeing itu menerima informasi yang salah dari sensor pada badan pesawat.
Pesawat itu mengalami masalah serupa dalam penerbangan dari pulau Bali ke Jakarta pada malam sebelum kecelakaan fatal tersebut. Para penyelidik mengatakan pesawat itu tidak layak terbang dan seharusnya dilarang terbang setelah penerbangan tersebut. [lt]