Bertepatan Hari Batik Nasional yang jatuh pada 2 Oktober lalu sekitar 30 mahasiswa Indonesia di sekolah musik terkenal di dunia, Berklee College of Music di Boston, Amerika, menggelar konser Indonesian Cultural Night yang ketiga, berjudul “Legenda.”
Sekitar 800 penonton memenuhi gedung Berklee Performance Center, menyaksikan pertunjukan berkonsep semi-teatrikal yang mengangkat enam cerita rakyat dari seluruh nusantara. Bernard Jonathan, Presiden Berklee Indonesian Community yang juga pengarah musik untuk konser “Legenda” malam itu, menjelaskan tujuan dari pagelaran ini yaitu menyebarluaskan kebudayaan Indonesia di luar negeri melalui seni musik dan warisan batik nasional.
Lagu-lagu yang ditampilkan adalah hasil garapan komposisi para mahasiswa Indonesia yang sedang menimba ilmu di Berklee College of Music, antara lain Telaga Biru dari Maluku Utara (komposisi Ruth Felicia Christina) Ramayana dari Jawa (komposisi Timotius Simanjuntak) Bawang Merah Bawang Putih (komposisi Eunike Tanzil) Cendrawasih dari Papua Barat (komposisi Peter Jonathan) Telaga Tiga Warna dari Nusa Tenggara Timur (komposisi Aubrey Situmorang), dan Malin Kundang dari Sumatera Barat (komposisi Bernard Jonathan).
Tim Berklee Indonesian Community telah mempersiapkan konser ini sejak Mei dan para mahasiswa ini berlatih keras di luar jam kelas mereka. Pendukung konser “Legenda” yang non-Indonesia juga tampak antusias dan belajar banyak tentang budaya dan musik Indonesia.
Carles Pereira Jr. mahasiswa Amerika yang juga adalah salah satu drummer dari ensemble malam itu mengatakan “ini justru membawa kenangan manis masa lalu,” ia sebelumnya pernah berkunjung ke Indonesia, “konser ini mengingatkan saya akan orang-orang Indonesia yang ramah, musik yang beragam dan budaya yang indah” tambah Carles.
Pagelaran semiteatrikal malam itu juga dilengkapi dengan pemutaran video yang menceritakan latar belakang dari setiap dongeng yang direpresentasikan dalam lagu-lagu tersebut. Tari-tarian nusantara yang ditampilkan oleh kelompok tari Nusantara Kreasindo juga menambah unsur visual di atas panggung.
James F. Sundah, musisi legendaris Indonesia yang kini berdomisili di New York, hadir sebagai penonton, “pagelaran yang luar biasa. Saya yakin berharap pentas kebudayaan seperti ini mampu menginspirasi kita semua agar bisa lebih menghargai perbedaan dan menjadi kekuatan dalam persatuan Indonesia,” ujarnya. (zb)