DPR Amerika Serikat (AS), Kamis (18/3), melakukan pemungutan suara yang melapangkan jalan menuju ke kewarganegaraan bagi “Young Dreamers” serta imigran yang melarikan diri dari perang dan bencana alam. Hal ini memberi Demokrat di DPR kemenangan pertama dalam isu imigrasi meskipun RUU itu masih menghadapi hambatan besar di Senat.
Dengan selisih suara 228 lawan 197, DPR meloloskan sebuah RUU yang memberi status legal kepada sekitar 2 juta “Dreamers” atau migran yang datang ke Amerika secara ilegal semasa kanak-kanak bersama orang tuanya, termasuk ratusan ribu migran lainnya dari lebih sepuluh negara.
Selain itu, sebuah RUU kedua juga akan diloloskan segera, sehingga tercipta perlindungan bagi satu juta pekerja migran di sektor pertanian. Pemerintah memperkirakan mereka adalah setengah dari pekerja pertanian di Amerika.
Kedua RUU itu ditentang Republik yang menuntut legislasi yang meningkatkan keamanan di perbatasan Meksiko. Partai Republik menuduh Demokrat mengabaikan permasalahan tersebut dan berpandangan Presiden Biden memicunya, karena menghapus kebijakan pengetatan perbatasan Presiden Trump.
Prospek RUU DPR itu menghadapi kesulitan di Senat, karena Demokrat yang berjumlah 50 senator itu membutuhkan paling sedikit dukungan dari 10 Senator Republik untuk mematahkan filibuster Republik.
Prospek RUU tersebut semakin suram bagi Presiden Biden untuk mencapai sasaran yang lebih ambisius, sebuah RUU yang memungkinkan kewarganegaraan bagi keseluruhan 11 juta imigran ilegal di Amerika, melonggarkan pembatasan visa, dan meningkatkan teknologi keamanan perbatasan, serta membelanjakan milyaran dolar di Amerika Tengah untuk meringankan masalah ekonomi di negara yang memicu warganya untuk pergi meninggalkan tempat mereka tinggal. [jm/mg]