DPR Amerika hari Selasa memilih untuk tidak melakukan pemungutan suara mengenai rancangan undang-undang yang memperpanjang dua bulan pengurangan pajak gaji dan menyerukan perundingan baru.
Ketua DPR John Boehner dari Partai Republik mengatakan kepada wartawan, para legislator Republik telah melakukan tugas mereka. Mereka juga mengungkapkan bahwa terjadinya kemacetan politik saat ini disebabkan oleh ulah para Senator.
Keputusan DPR untuk tidak menyetujui rancangan undang-undang Senat itu memicu kemarahan presiden Barack Obama. Obama dalam jumpa pers hari Selasa menyela jurubicara Gedung Putih dan mengecam legislator Republik DPR. Menurut Obama keputusan tersebut merupakan upaya pemerasan politik terhadap legislator Demokrat.
Pemimpin golongan minoritas Partai Demokrat di Kongres, Nancy Pelosi, mengatakan 90% anggota Senat memilih berdasarkan garis partai dalam masalah pemotongan pajak ini. Hanya saja elemen ekstrem Tea Party dari Partai Republik di DPR yang menghalangi tercapainya kesepakatan. Lebih lanjut dikatakannya bahwa warga Amerika sudah bosan dengan permainan politik seperti itu, dan mereka berhak mendapatkan yang lebih baik.
Menurut Gedung Putih, 160 juta warga Amerika pajaknya akan naik 1.000 dolar setahun jika DPR tidak menyetujui perpanjangan pengurangan pajak itu selambat-lambatnya akhir tahun ini. Gedung Putih juga mengatakan, sekitar dua juta warga Amerika yang menganggur akan kehilangan tunjangan.