Tautan-tautan Akses

Drama dan Ketidakpastian Bayangi Pemilihan Ketua Partai Berkuasa di Afrika Selatan


Dua tokoh yang telah mencalonkan diri untuk menggantikan Presiden Jacob Zuma sebagai Ketua Partai ANC: Nkosazana Dlamini-Zuma, mantan istri Jacob Zuma (kiri) bersama Wakil Presiden ANC, Cyril Ramaphosa (foto: dok).
Dua tokoh yang telah mencalonkan diri untuk menggantikan Presiden Jacob Zuma sebagai Ketua Partai ANC: Nkosazana Dlamini-Zuma, mantan istri Jacob Zuma (kiri) bersama Wakil Presiden ANC, Cyril Ramaphosa (foto: dok).

Presiden Afrika Selatan yang terpojok telah mendapat beberapa teguran menyengat dari pengadilan, hanya beberapa hari sebelum partai yang berkuasa bertemu untuk memilih pemimpin baru partai. Hal itu menempatkan Kongres Nasional Afrika (ANC) dalam posisi yang semakin berbahaya dan mendebarkan.

Dalam beberapa hari mendatang, 5.000 delegasi Kongres Nasional Afrika atau African National Congress (ANC), akan bertemu di Johannesburg untuk memilih pengganti pemimpin partai ANC, Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma.

Selama bertahun-tahun dia berkubang dalam tuduhan korupsi serius yang semakin banyak, dan minggu ini Pengadilan Tinggi di Pretoria telah menegurnya karena berusaha menghindari penyelidikan korupsi.

Akibat skandal itu, Zuma telah memecah partai, dengan beberapa pejabat tinggi partai secara terbuka memintanya lengser sebagai presiden. Dua tokoh secara resmi telah mencalonkan diri untuk menggantikan Zuma sebagai pemimpin ANC, Wakil Presiden Cyril Ramaphosa dan Nkosazana Dlamini-Zuma, pendukung partai dan diplomat berpengalaman yang selama 16 tahun (antara 1982-1998) menikah dengan Zuma. Tapi calon-calon lain mungkin muncul saat pemungutan suara dimulai akhir pekan ini.

ANC telah memenangkan mayoritas dukungan dalam setiap jajak pendapat nasional sejak awal demokrasi pada tahun 1994, yang berarti pemimpin baru tersebut kemungkinan akan menjadi kandidat presiden yang kuat pada tahun 2019. VOA telah berbicara dengan sejumlah analis dan pakar, dan satu-satunya hal yang mereka sepakati adalah ini - apapun bisa terjadi di sana.

Analis Ebrahim Fakir merasa ketidakpastian tersebut merupakan tanda kematangan politik. Dia tidak mau memilih pemenang.

"Jika saya tahu, saya akan berlayar di Karibia. Dan ketidakpastian dan situasi yang berketentuan merupakan bagian dari proses demokrasi. Jadi saya pikir kita harus menerimanya karena ini adalah proses demokrasi, karena demokrasi adalah tentang pertarungan, demokrasi adalah tentang persaingan, karena Anda memiliki visi yang bersaing, Anda memiliki kandidat yang bersaing, Anda memiliki individu yang bersaing, konteksnya tidak berketentuan, hasilnya tidak pasti, dan begitulah yang terjadi dalam demokrasi," ujar Fakir.

Zuma mendukung Dlamini-Zuma, dan itu, kata analis Ralph Mathekga, bisa menunjukkan dua hal.

"Siapa pun yang didukung atau direstui Presiden Jacob Zuma untuk memimpin ANC, apapun cara dan bentuknya, akan memberi kontribusi dalam melanjutkan warisannya. Jadi anggota ANC harus merenungkannya. Sidang pengadilan, dari sudut pandang itu, pastinya akan negatif baginya. Tapi saya pikir setelah mengamati lebih dekat mengenai apa yang terjadi di dalam partai tersebut, sudah ada sebuah narasi yang dikatakan mengabaikan keputusan semacam itu sebagai keputusan pengadilan terhadap Presiden Jacob Zuma," kata Mathekga.

Mathekga juga menolak untuk memprediksi pemenangnya, namun mengatakan bahwa di satu sisi, kontes kepemimpinan hanyalah salah satu kekhawatiran ANC. Konferensi ANC tersebut belum dimulai, dan sudah ada beberapa analis memprediksi perpecahan partai dapat menyebabkan konferensi gagal seluruhnya. Mathekga mengatakan ANC perlu berusaha menghindari itu. [as/al]

Recommended

XS
SM
MD
LG