Laporan Tingkat Kebahagiaan Dunia Tahun 2015 yang diterbitkan oleh Jaringan Solusi Pembangunan Berkelanjutan itu menggunakan beberapa pakar dalam bidang ekonomi, psikologi, kesehatan dan kebijakan publik untuk menentukan ukuran kesejahteraan sosial di seluruh dunia.
Dalam laporan tahun ini, Swiss menduduki posisi puncak menggantikan Denmark yang berada di posisi ketiga. Eropa Utara secara keseluruhan dinyatakan menjadi yang terbaik, sementara Amerika berada di peringkat ke-15, di atas Brazil tetapi di bawah Meksiko.
Menurut Claire Bulger – editor dan koordinator laporan tersebut – pendapatan yang tinggi menjadi variabel umum pemeringkatan tetapi tidak secara otomatis diterjemahkan sebagai faktor yang menimbulkan kebahagiaan.
“Beberapa pendapatan mendasar merupakan hal penting, karena bagaimana pun juga Anda harus bisa memenuhi kebutuhan dasar dan menghidupi diri sendiri, tetapi setelah batas tertentu, pendapatan tidak selamanya menjadi faktor penentu kebahagiaan”, demikian ujar Bulger.
Negara-negara yang menduduki peringkat teratas juga identik dengan rendahnya tingkat korupsi dan kuatnya dukungan sosial atau ada tidaknya orang yang bisa diandalkan saat dibutuhkan. Menurut Bulger, dukungan sosial adalah hal yang paling membedakan Islandia – yang ada di peringkat kedua – dengan Yunani yang ada di peringkat ke-102 terkait krisis finansial yang mempengaruhi keduanya.
Sebagai perbedaan, negara-negara yang berada di peringkat paling bawah – termasuk sebagian besar negara di sub-Sahara Afrika – kerap dikaitkan dengan kemiskinan yang parah.
“Kita melihat Suriah telah turun ke tingkat paling bawah dalam daftar ini bersma Republik Afrika Tengah dan Afghanistan. Ini benar-benar negara yang sangat miskin dengan tingkat konflik dan aksi kekerasan yang sangat tinggi”, tambah Bulger.
Menurut laporan itu variabel penting lain yang menentukan tingkat kebahagiaan adalah kesehatan, tingkat harapan hidup, kebebasan untuk menentukan pilihan hidup dan kemurahan hati.