Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Senin (3/9), menyambut hangat Presiden Filipina yang kontroversial, Rodrigo Duterte, di Yerusalem yang memulai kunjungan resminya.
Kedua pemimpin menyaksikan penandatanganan tiga perjanjian dalam perdagangan, ilmu pengetahuan dan jasa perawat.
Netanyahu menekankan persahabatan panjang kedua negara, bagaimana Filipina menerima pengungsi Yahudi setelah Perang Dunia II dan merupakan satu-satunya negara Asia yang mendukung pendirian Israel.
Duterte mengatakan Filipina dan Israel punya persamaan dalam hal perdamaian dan kemanusiaan.
Duterte dituduh mengesampingkan pelanggaran HAM dalam penindakan keras obat biusnya dan membuat komentar kontroversial tentang Holocaust.
Ia memicu kemarahan pada 2016 ketika ia membandingkan kampanye anti-narkoba dengan genosida Nazi terhadap Yahudi dalam Perang Dunia II dan mengatakan ia dengan "senang membantai" 3 juta pecandu.
Ia kemudian meminta maaf. [my]