Presiden Filipina mengatakan negaranya mengundurkan diri dari keanggotaan Mahkamah Kejahatan Internasional (ICC), yang saat ini telah mulai menyelidiki tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan terkait aksi penumpasan narkoba yang dipimpin Duterte.
Kantor Duterte merilis sebuah pernyataan, Rabu (14/3), yang mengungkapkan bahwa Manila secara efektif mundur dari Statuta Roma, kesepakatan 1998 yang menjadi landasan berdirinya ICC. Ia mengatakan penyelidikan ICC merupakan serangan tidak berdasar, belum pernah terjadi sebelumnya dan berlebihan terhadap dirinya dan pemerintahannya.
Mahkamah yang berbasis di Den Haag itu, bulan lalu, mengumumkan telah memulai penyelidikan pendahuluan terhadap gugatan yang diajukan tahun lalu oleh seorang pengacara Filipina terhadap operasi anti-narkoba yang digelar Duterte sejak menjabat presiden tahun 2016 dan menewaskan sekitar 4000 orang.
Baca juga: Presiden Filipina Ancam Tinggalkan Mahkamah Internasional
Sejumlah aktivis HAM mengatakan janji Duterte untuk membunuh ribuan pengedar narkoba telah mendorong polisi melakukan pembunuhan di luar proses hukum terhadap tersangka pengedar dan pengguna narkoba.
Polisi membantah tuduhan-tuduhan itu dan bersikeras mengatakan bahwa mereka hanya menembak para tersangka bersenjata dalam usaha membela diri selama penggerebekan anti-narkoba. [ab/uh]