Mengamati pemandangan Shenyang sulit untuk mempercayai bahwa ekonomi China sedang mengendur. Jalan-jalan kota itu masih dipenuhi oleh berbagai proyek besar, seperti pembangunan gedung sepanjang 568 meter. Bulan ini, Shenyang meresmikan sebuah gedung pameran dagang dan sistem kereta bawah tanah kota itu diperluas.
Namun China timur laut sangat terpukul, dan Liaoning satu-satunya provinsi yang jatuh ke dalam resesi tahun lalu.
Pusat-pusat belanja memenuhi daerah yang disebut “koridor emas.” Banyak yang kosong. Empat puluh persen ruangan kantor tidak dihuni dan poster berisi tawaran sewa bermunculan di mana-mana.
Jelas pejabat-pejabat prihatin dengan kawasan itu dan bagian timur laut akan menjadi topik utama selama pertemuan badan legislatif China dan sebuah lembaga penasihat politik top. Dalam konferensi pers pra-pertemuan, Juru bicara Konferensi Konsultatif Politik Rakyat China atau CPPCC, Wang Guo-qing mengatakan, “Meninjau pekerjaan kami tahun lalu, masih banyak tugas-tugas berat yang ada terkait dengan menggairahkan kembali China timur laut. Untuk itu, kita tidak hanya membutuhkan dukungan kebijakan yang kuat, tetapi juga tekad kuat."
VOA sempat berbicara dengan orang-orang di jalan kota Shenyang, yang meniti karier mereka seputar transformasi kota industri ini, dan ketidak pastian saat ini merupakan tantangan besar. Yang, seorang penduduk Shenyang mengatakan, "Kini saat-saat yang sulit bagi industry teknologi informasi. Di tengah-tengah kelesuan ekonomi, marjin keuntungan semakin kecil, sales menghilang, dan juga berdampak pada sales online."
Li, warga Shenyang lainnya juga mengatakan hal yang sama, “Bekerja di sektor finansial tidak sedinamis seperti di masa lalu, dan sektor ini sudah tidak makmur seperti dulu. Kredit masih mudah didapat, tetapi bisnis di sektor finansial tidak menjanjikan lagi, serta prospeknya memburuk.”
Restrukturisasi BUMN di kawasan ini merupakan tantangan besar. Selain itu, mempertahankan penduduk berusia muda di Shenyang yang bisa membantu pertumbuhan dan menggerakkan ekonomi merupakan tantangan lainnya. Demikian menurut Sabrina Wei, kepala penelitian dari bisnis real-estat, Cushman and Wakefield.
“Pembangunan sarana menciptakan lapangan pekerjaan, tetapi seberapa lama hal itu bertahan? Mungkin bisa membantu China timur laut mempertahankan pertumbuhan PDBnya untuk dua atau tiga tahun, tetapi setelah itu, bagaimana menggairahkan ekonomi, merupakan pertanyaan lainnya," jelasnya.
Pemerintah Pusat sudah mengalokasikan milyaran dolar dan sekitar 130 proyek untuk timur laut. Tetapi selain mengucurkan dana, solusi yang jelas masih belum ada. [jm]