Serangan bom bunuh diri di kafe Starbucks dan pos polisi depan Sarinah Jl Thamrin menimbulkan beberapa korban tewas dan luka-luka. Kepala bidang Humas Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar M. Iqbal di Polda Metro Jaya Sabtu (16/1) menjelaskan selain warga sipil dan pelaku teror, ada seorang warga negara Kanada yang tewas akibat peristiwa itu. M. Iqbal mengatakan empat dari tujuh korban tewas dipastikan sebagai terduga teroris pelaku pemboman dan penembakan.
“Korban tewas, pertama atas nama Rico Hermawan (21 tahun) warga sipil; kedua atas nama Sugito (43 tahun) di duga pelaku teror atau warga sipil jadi masih diselidiki; yang ketiga Dian Juni Kurniadi (26 tahun) diduga pelaku teror; yang keempat Afif alias Sunakim diduga pelaku teror; kelima atas nama Amer Quali Tahar (70 tahun) warganegara Kanada, ia ditembak pelaku di depan kafe Starbucks; yang keenam Muhamad Ali (40 tahun) tewas ditembak di depan Starbucks diduga pelaku teror; dan yang ketujuh Ahmad Muhazin bin Saron di duga pelaku teror bom bunuh diri, tewas di dalam kafe Starbucks,” kata Iqbal.
Total korban dalam peristiwa ini ada 36 orang. Tujuh orang tewas dan 26 orang lainnya luka-luka. Kepala Bidang Kedokteran Kesehatan Polda Metro Jaya Kombes Pol dr. Musyafat mengatakan hingga kini baru tujuh korban luka yang diijinkan pulang setelah menjalani perawatan, sementara 19 lainnya masih menjalani perawatan di beberapa rumah sakit di Jakarta. Termasuk lima anggota polisi yang mengalami luka serius.
“Dari 19 orang yang masih dirawat, ada 9 orang yang dalam kondisi luka berat. Dari 9 orang luka berat, 5 orang anggota Polri, 4 kena tembak dan 1 kena bom dimana sebagian organ tubuhnya terlepas. Lalu 1 orang warga sipil bekerja Raiskarna sebagai satpam Bangkok Bank, dari awal dirawat sudah tidak sadar atau koma. Kita berusaha semaksimal mungkin karena luka tembak di kepala, kemarin dinyatakan dokter gabungan Mati Batang Otak (MBO). Kemudian 1 warga negara Aljazair juga mengalami luka cukup berat. Kemudian 1 masyarakat sipil atas nama Dwi Siti Ramdani, dimana dari hasil pemeriksaan didapatkan adanya retak di tulang leher bagian belakang. Kemudian juga warga Belanda yang rencananya akan di rujuk ke rumah sakit Singapura,” kata Musyafat.
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan memuji kerja cepat kepolisian dalam menangani peristiwa teror ini.
Luhut mengatakan, “Bahwa polisi melakukan tugasnya sangat profesiional dan itu harus kita apresiasi dengan baik. Yang kedua polisi mampu membuat gelar mapping dari semua ancaman yang bisa terjadi seperti ini (teror) ke depan.” [aw/em]