Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan ancamannya akan melancarkan operasi militer terhadap milisi Kurdi-Suriah yang didukung Amerika di perbatasan Turki dengan Suriah. Pasukan Turki masih tetap digelar di sepanjang perbatasan itu.
Presiden Erdogan hari Selasa (16/1) memperkeras ancamannya akan melancarkan operasi lintas batas terhadap milisi Kurdi-Suriah yang dikenal dengan singkatan YPG. Milisi ini didukung Amerika dalam melawan militan negara Islam ISIS. Turki memandang YPG sebagai organisasi teroris yang terkait dengan pemberontakan suku Kurdi di Turki.
Erdogan menggunakan amanat mingguannya kepada pendukung Partai AK yang memerintah bahwa operasi tersebut mungkin segera dilancarkan.
"Besok atau sehari kemudian atau dalam waktu singkat kita akan memusnahkan sarang-sarang teroris di Suriah satu per satu mulai dari Afrin, dan Manbij," kata Erdogan.
Afrin maupun Manbij adalah dua wilayah yang dikuasai YPG di Suriah. Erdogan juga mengecam mitra negaranya anggota NATO karena tidak mengatasi kekhawatiran Turki terhadap milisi Kurdi.
Panglima Angkatan Bersenjata Turki, Hulusi Akar hari Selasa mengadakan pembicaraan dengan sejawatnya anggota NATO di Brussels. Ia juga ingin bertemu dengan ketua Gabungan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Amerika Jenderal Marinir Joseph Dunford untuk mengemukakan keberatan negaranya atas rencana Washington membentuk pasukan perbatasan Suriah.
Rencana pembentukan pasukan berkekuatan 30 ribu orang itulah yang memicu Turki mengancam akan melancarkan operasi militer sebab sebagian besar anggota pasukan itu akan diambil dari anggota YPG. Erdogan sudah mencap pasukan itu sebagai ‘tentara teror’ dan bersumpah akan menghancurkannya.
Sebagaimana dipandang oleh pejabat-pejabat Amerika, pasukan itu pegang peran kunci dalam membendung teroris ISIS di masa depan.
Turki sudah pernah mengeluarkan ancaman terhadap YPG sementara YPG merebut kemenangan besar dari ISIS di sepanjang perbatasan Turki. Namun peringatan paling baru tadi luas dipandang selaku yang paling serius.
Erdogan hari Selasa mengatakan, rencana operasi terhadap YPG juga termasuk pasukan pemberontak Suriah. Turki memperkuat pasukannya di sepanjang perbatasan dengan Suriah dan dalam beberapa hari belakangan melancarkan gempuran artileri terhadap wilayah yang dikuasai YPG.
Hubungan Turki-Amerika menjadi tegang akibat dukungan Amerika pada YPG. Ketegangan mereda sebentar bulan November setelah Erdogan mengatakan bahwa ia menerima janji dari Presiden Trump bahwa Amerika mengakhiri dukungan kepada YPG, klaim yang tidak dikonfirmasi oleh Washington. [al]