Facebook mengakui pihaknya memainkan peran dalam genosida terhadap orang-orang Rohingya di Myanmar.
Bulan Agustus lalu, para peneliti PBB menuduh jaringan sosial itu "lamban dan tidak efektif" dalam menangani bagaimana jejaring itu digunakan untuk menyebarkan kebencian di antara penduduknya beragama Budha dan minoritas Muslim Rohingya. Dengan demikian, Facebook "ikut menyumbang terhadap kejahatan kejam," kata para penyelidik.
Laporan yang dirilis hari Selasa (6/11) itu menyimpulkan, Facebook tidak berbuat cukup untuk membantu mencegah jaringan sosial itu digunakan untuk memecah-belah dan menghasut kekerasan luar biasa, menurut menejer kebijakan produk, Alex Warofka, yang menulis di blog perusahaan.
Laporan ini menyarankan agar Facebook membuat kebijakan HAM yang ketat, sambil memberantas ujaran kebencian, serta berupaya meningkatkan melek digital, dan ketepatan isi (konten) perusahaan di Myanmar. (ps/al)