Facebook mengatakan, Selasa (6/4), baha pihaknya telah menghapus ratusan akun palsu yang terkait dengan sebuah kelompok warga Iran dalam pengasingan dan kelompok pengusik dunia maya (troll farm) di Albania.
Akun tersebut mengunggah konten yang mengkritik pemerintah Iran dan mendukung Mujahidin-e-Khalq, kelompok pembangkang yang dikenal sebagai MEK. Dalam banyak kasus, akun-akun di Facebook dan Instagram menggunakan nama samaran dan foto profil palsu.
Facebook berkeras bahwa akun-akun tersebut dijalankan oleh sekelompok individu yang bekerja atas nama MEK di sebuah lokasi di Albania. Facebook menemukan petunjuk lain tentang apa yang disebut kelompok pengusik dunia maya atau troll farm. Para pekerja di kelompok itu dibayar untuk mengunggah informasi salah ke media sosial. Facebook mengatakan pihaknya menghapus akun semacam itu berdasarkan perilaku mereka, bukan materi yang mereka unggah.
Misalnya, para peneliti menemukan bahwa aktivitas tersebut tampaknya mengikuti hari kerja Eropa tengah. Jumlah konten yang diunggah meninggkat setelah pukul 09.00 dan kemudian menurun di penghujung hari dan jeda saat jam makan siang. Namun, Facebook mengatakan tidak menemukan bukti bahwa ada orang yang dibayar.
"Bahkan troll (pengusik) perlu makan," kata Ben Nimmo, yang bekerja di investigasi intelijen ancaman global di Facebook, dalam paparan melalui panggilan konferensi seperti dilaporkanoleh Associsted Press, Selasa (6/4).
Komite Perlawanan Nasional Iran, sebuah kelompok payung yang mencakup MEK, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tidak ada satu pun akun, baikyang terkait dengan organisasi maupun MEK yang dihapus. Organisasi tersebut juga membantah keberadaan kelompok troll di Albania yang terkait dengan MEK.
MEK adalah kelompok terkemuka yang menentang pemerintah Iran. Kelompok itumembunuh orang Amerika sebelum Revolusi Islam pada 1979 dan dicap sebagai organisasi teroris oleh Departemen Luar Negeri hingga 2012. Namun demikian, politisi AS dari kedua partai di Amerika Serikat, termasuk Rudy Giuliani dan Newt Gingrich, pernah memberikan pidato berbayar kepada MEK di masa lalu.
Facebook menyatakan bahwa jaringan akun palsu tersebut paling aktif pada 2017 dan sempat kembali pada akhir 2020. Sebagai bagian dari tindakan perusahaan, lebih dari 300 akun, halaman, dan grup di Facebook dan Instagram telah dihapus. Sekitar 112.000 orang mengikuti satu atau lebih akun Instagram.
Dalam beberapa kasus, akun palsu tersebut menggunakan foto selebritas Iran atau almarhum pembangkang. Sebagian kecil akun Instagram terbaru tampaknya menggunakan gambar profil yang dibuat oleh komputer. [na/ft]