“Saya tahu dari sejumlah orang bahwa jika Piala Dunia tidak dilangsungkan di Rusia, mereka akan datang,” ujar Joe White, salah seorang pendiri “Three Lions Pride,” kelompok LGBT yang mendukung tim Inggris di Piala Dunia.
Joe White bersama pendiri-kembarnya Di Cunningham, telah berada di Rusia untuk menonton pertandingan Piala Dunia di sana, dan datang dengan membawa bendera “Three Lions Pride” yang berupa garis berwarna-warni, meskipun ada larangan di Rusia yang sudah dijalankan selama lima tahun ini, yang dijuluki sebagai “propaganda gay.”
Komite penyelenggara Piala Dunia 2018 di Rusia dalam pernyataannya mengatakan seluruh pengunjung, apapun orientasi seksual, atau ras, gender, agama, kemampuan atau hal lain yang dapat menjadi alasan diskriminasi; disambut di Piala Dunia, yang akan berlangsung hingga 15 Juli.
Komite ini bahkan secara khusus berjanji akan memperbolehkan tampilan bendera dengan garis berwarna-warni yang identik dengan keberadaan kelompok gay, suatu janji yang diuji oleh para aktivis gay. Sejauh ini pemerintah Rusia menepati janjinya.
Undang-undang “propaganda gay,” yang disahkan pada tahun 2013 melarang warga Rusia menampilkan perilaku homoseksual sebagai norma, di hadapan anak-anak di bawah umur. Tetapi undang-undang itu telah dikritik sebagai aturan yang membuka peluang interpretasi yang berpotensi menjadi piranti untuk mempersekusi warga LGBT.
Selain warga Rusia, seluruh bisnis, organisasi dan orang asing yang berkunjung ke Rusia juga harus mematuhi undang-undang itu. Aksi kekerasan anti-gay meningkat sejak undang-undang itu disahkan. [em/al]