Direktur Institut Nasional untuk Alergi dan Penyakit Menular AS (NIAID) Dr. Anthony Fauci mengatakan penelitian terhadap obat remdesivir menunjukkan obat itu "bisa mencegah" virus corona.
Pernyataan Fauci disampaikan hari Rabu (29/4) selama pertemuan di Oval Office dengan Presiden Donald Trump, Gugus Tugas Virus Corona dan Gubernur Louisiana Bel Edwards.
Fauci mengatakan hasil penelitian tidak sepenuhnya membunuh virus itu, namun menunjukkan bukti obat itu memiliki potensi atau kekuatan.
Fauci menambahkan remdesivir telah menyebabkan perbaikan kecil pada angka kematian - 11% untuk kelompok plasebo penelitian dan 8% untuk mereka yang diobati dengan remdesivir.
Ia menyebut "perbaikan 31%" dengan menggunakan obat itu, tanpa memberikan rincian lebih jauh. Trump menyebutnya "peristiwa yang sangat positif."
remdesivir diciptakan oleh perusahaan farmasi Gilead satu dekade lalu dan dalam percobaan di laboratorium dan hewan sudah tampak menjanjikan melawan berbagai virus. Jika obat ini ternyata mampu mencegah orang meninggal atau tanpa harus menggunakan ventilator, obat itu bisa memberi pejabat kesehatan dan pemimpin politik keyakinan yang lebih besar ketika mereka berusaha membuka kembali perekonomian.
Studi NIAID ini, sampai saat ini merupakan pengujian yang paling ketat untuk potensi pengobatan karena menggunakan pengujian kelas wahid dan uji plasebo yang terkontrol untuk melihat apakah sebuah obat aman dan efektif. [my/jm]