Pemerintah Filipina hari Selasa (6/6) menghentikan sementara pengerahan tenaga kerja Filipina ke Qatar karena khawatir terjadi kerusuhan karena kekurangan pangan dan potensi masalah lainnya di tengah krisis diplomatik yang mencengkeram negara kecil di Teluk Persia itu, kata menteri tenaga kerja Filipina.
Silvestre Bello mengatakan bahwa belum ada rencana untuk memulangkan lebih dari 200.000 pekerja Filipina di Qatar.
Para pejabat Filipina dan berbagai agen perekrutan telah diminta untuk memastikan bahwa pekerja Filipina di Qatar aman dan memiliki persediaan makanan yang memadai.
Filipina adalah pemasok tenaga kerja utama, dan sekitar sepersepuluh dari lebih dari 100 juta warga Filipina bekerja di luar negeri karena tidak tersedianya lapangan kerja dan kesempatan lainnya di dalam negeri.
Arab Saudi dan tiga negara Arab lainnya memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar pada hari Senin dan berusaha mengisolasinya, serta menuduh negara itu mendukung kelompok teroris dan Iran. Qatar telah lama membantah tuduhan bahwa pihaknya mendukung kelompok militan.
Arab Saudi menutup perbatasan daratnya dengan Qatar, yang selama ini menjadi pusat masuknya barang-barang impor internasional yang sebagian merupakan makanan, sehingga memicu pembelian besar-besaran di pasar-pasar swalayan. [lt]