Filipina bulan ini menunjukkan tanda-tanda baru menguatnya aliansi dengan China dan melemahnya ikatan dengan kawan lama, Amerika Serikat. Hal itu membuat Beijing memiliki mitra penting dalam perluasan wilayah maritim yang kontroversial, dan memberi Filipina sumber investasi jangka panjang.
Penjaga pantai China dan Filipina bertemu untuk pertama kalinya hari Jumat (23/12) di Manila dan sepakat untuk mengupayakan kerjasama maritim. Kedua negara itu mengklaim sebagian wilayah Laut China Selatan yang sama, menyebabkan ketegangan yang mendorong Filipina menyeret China ke Mahkamah Arbitrase. Filipina memenangkan kasusnya bulan Juli.
Hari Minggu, Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana mengatakan dia tidak tahu menahu Angkatan Laut AS menggunakan kapal selam tak berawak kurang dari 100 kilometer dari pantai negaranya.
Sebuah sekoci angkatan laut China telah menyita perangkat selam itu, memicu ketegangan dengan AS yang akhirnya baru diatasi setelah Tiongkok menyerahkan kembali perangkat itu ke AS.
Mengomentari bentrokan AS-China di wilayah Laut China Selatan itu, Menhan Lorenzana mengatakan negaranya tidak akan keberatan dengan kegiatan angkatan laut China di wilayah itu. [vm]