Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah menyatakan keadaan darurat selama 60 hari di sebuah provinsi di Filipina selatan sebagai tanggapan terhadap pertempuran dengan militan terkait ISIS, demikian kata jurubicaranya pada Selasa.
Lawatan presiden Duterte ke Rusia juga akan dipersingkat, demikian kata juru bicara Ernesto Abella berbicara dari Moskow.
Keputusan itu diambil setelah pertempuran berkobar antara pasukan Filipina dan militan terkait perburuan terhadap Isnilon Hapilon, kepala ISIS di Filipina.
Paling sedikit satu petugas polisi tewas dalam pertempuran di Marawi di pulau Mindanao, dan delapan cedera, kata pejabat. [jm]