Pihak berwenang Filipina, Rabu (31/5) berusaha merangkul pihak-pihak yang mungkin dapat melangsungkan pembicaraan dengan kelompok militan Muslim dalam upaya membebaskan orang-orang yang mereka sandera di Marawi, Filipina Selatan. Bentrokan kekerasan antara pasukan keamanan Filipina dan kelompok militan itu sejauh ini telah menewaskan 129 orang.
Juru bicara militer Brigadir Jenderal Restituto Padilla mengatakan, pasukan pemerintah telah menguasai 90 persen kota itu, di mana orang-orang bersenjata yang terkait dengan ISIS berusaha melakukan perlawanan ketika pemerintah berusaha menangkap pemimpin pemberontak berpengalaman Isnilon Hapilon. Hapilon, menurut Padilla, diyakini masih berada di Marawi.
Padilla mengatakan 960 warga sipil telah diselamatkan, namun sekitar 1.000 warga masih terjebak di kota itu. Korban tewas mencakup 89 militan, 19 warga sipil dan 21 tentara pemerintah.
Padilla mengatakan, delapan militan telah menyerah, dan mereka memberi informasi intelijen yang sangat berharga.
Ia juga mengungkapkan, sebuah video mengenai seorang pastur yang disandera saat ini sedang dievaluasi sejumlah pakar. Padilla mengatakan, video itu tampaknya asli, dan pastur Teresito Suganob tampak berbicara dalam tekanan militan. Para militan menggunakan video itu untuk propaganda.
Dalam video itu, Suganob di sandera bersama 200 orang lainnya, termasuk anak-anak. [ab/as]