Tautan-tautan Akses

Finlandia Tuding Rusia Dalangi Kerusakan Kabel Listrik dan Telekomunikasi di Laut Baltik


Para penyelam Latvia ambil bagian dalam latihan NATO "Freezing Winds 24", yang dipimpin oleh Angkatan Laut Finlandia, di Teluk Finlandia, untuk mendeteksi ancaman sabotase di Laut Baltik, Finlandia (foto: dok).
Para penyelam Latvia ambil bagian dalam latihan NATO "Freezing Winds 24", yang dipimpin oleh Angkatan Laut Finlandia, di Teluk Finlandia, untuk mendeteksi ancaman sabotase di Laut Baltik, Finlandia (foto: dok).

Pihak berwenang Finlandia telah mengaitkan jejak tarikan jangkar sepanjang beberapa kilometer dengan sebuah kapal minyak Rusia dalam dugaan sabotase terhadap kabel listrik dan telekomunikasi utama di Laut Baltik pekan lalu.

Ini adalah insiden terbaru dari serangkaian insiden serupa dalam beberapa bulan terakhir, dan NATO memperingatkan soal meningkatnya ancaman serangan hibrida atau serangan siber yang dikombinasikan dengan serangan fisik untuk mendapatkan akses ke sebuah jaringan.

Sebuah kapal tanker yang membawa minyak Rusia ditahan di lepas pantai Finlandia sewaktu pihak berwenang menyelidiki kerusakan yang terjadi pada kabel listrik dan internet pekan lalu di Laut Baltik.

Polisi Finlandia mengatakan pada hari Minggu bahwa mereka telah menemukan jejak tarikan sepanjang puluhan kilometer di dasar laut, yang tampaknya disebabkan oleh jangkar.

Presiden Finlandia Alexander Stubb mengatakan, “Empat kabel putus. Kami mampu mengendalikan situasi dan menemukan kapal tersebut, membawanya ke perairan Finlandia, dan memulai proses pidana.”

Pihak berwenang Finlandia mencurigai kapal "Eagle S" yang terdaftar di Kepulauan Cook adalah bagian dari apa yang disebut sebagai ‘armada bayangan’ Rusia, yaitu kapal-kapal tua yang digunakan untuk menghindari sanksi Barat terhadap ekspor minyak mereka, yang diberlakukan setelah invasi besar-besaran Moskow ke Ukraina pada tahun 2022. Kremlin belum secara langsung menanggapi tuduhan sabotase tersebut.

Rusaknya kabel listrik Estlink-2 dan tiga jalur telekomunikasi itu hanyalah yang terbaru dari serangkaian insiden serupa di Laut Baltik.

Pada bulan November, sebuah kapal China diduga memutus dua kabel data serat optik di perairan Swedia.

Tahun lalu, pipa gas Balticconnector yang menghubungkan Estonia dan Finlandia mengalami kerusakan. Sepuluh bulan kemudian, China mengatakan sebuah kapal yang terdaftar di Hong Kong telah menyebabkan kerusakan tersebut di tengah badai – namun Finlandia skeptis terhadap pengakuan tersebut.

Estonia menyerukan agar undang-undang maritim diperbarui.

Menteri Kehakiman Estonia, Liisa Pakosta, mengatakan, “Ini tidak mungkin terjadi secara kebetulan. Situasi seperti ini bukanlah hal yang biasa, tidak hanya di kawasan kami, tapi juga di kawasan lain di dunia. Jadi, mengingat perkembangan teknologi yang kami miliki, menurut kami ada baiknya kita mempertimbangkan hukum internasional agar penyelidikan ini lebih lancar.”

NATO mengatakan pada hari Jumat bahwa pihaknya akan meningkatkan kehadirannya di Laut Baltik. Aliansi tersebut baru-baru ini mengadakan latihan maritim di wilayah tersebut. Namun menanggapi serangan hibrida – seperti menarget kabel bawah laut – adalah hal yang rumit, kata analis Charly Salonius-Pasternak.

“Jika Anda mengaitkannya, atau Anda menyalahkan sebuah pihak, apakah Anda akan terang-terangan menudingnya? Dan kemudian apa yang akan Anda lakukan? Karena Anda jelas tidak dapat menggunakan ‘cara pembalasan’ yang sama terhadap Rusia dan China. Setidaknya belum, menurut saya,” kata Pasternak.

Pihak berwenang mengatakan diperlukan waktu hingga Agustus untuk memperbaiki kerusakan pada kabel Estlink 2. [ab/uh]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG