“Perjuangan belum berakhir, ini hanya satu langkah” cetus tokoh hak-hak sipil John Lewis ketika ia dan kelompok anggota fraksi Partai Demokrat di DPR Amerika mengakhiri mogok duduk selama 26 jam di lantai ruang sidang menuntut pemungutan suara mengenai RUU pengawasan senjata.
Kelompok itu hari Kamis (23/6) siang disambut meriah oleh lebih dari 100 pendukung pengawasan senjata ketika mereka melangkah keluar dari gedung Kongres.
Fraksi Republik yang mendominasi DPR menolak seruan rekan-rekannya dari fraksi Demokrat dan hari Kamis pagi memilih melakukan reses (libur) sampai 5 Juli.
Langkah itu menjadi puncak dari malam penuh drama di Capitol Hill (Kongres) di mana secara berkala pihak Republik kembali ke ruang sidang untuk melakukan pemungutan suara sementara pihak Demokrat meneriakkan “tidak ada UU tidak ada istirahat” dan menyoraki ketua DPR Paul Ryan.
Di antara pemungutan suara, Partai Republik menetapkan DPR reses, tindakan yang berarti kamera dan microphone di dalam ruang sidang itu dimatikan. Pihak Demokrat beralih mengunggah demonstrasi mereka dengan telepon gengam menggunakan jejaring sosial Facebook dan Periscope dan jaringan kabel nir laba C-Span mulai menyiarkan postingan mereka lain dari biasanya menggunakan kamera DPR. [my/al]