Presiden yang berkuasa di Pantai Gading, Laurent Gbagbo, telah melarang pesawat PBB terbang di wilayah udara negaranya, suatu langkah yang bisa menyulitkan saingannya, Alassane Ouattara, untuk pulang.
Ouattara meninggalkan Pantai Gading pekan ini menuju Ethiopia untuk menghadiri pembicaraan yang bertujuan untuk mengatasi krisis politik di negaranya.
PBB mengakui Ouattara sebagai pemenang dalam pemilihan presiden November lalu, tapi Gbagbo tidak bersedia melepaskan kekuasaan.
Sejak pemilihan itu, Ouattara menghabiskan sebagian besar waktunya di sebuah hotel di Abidjan yang dikepung oleh pasukan pro-Gbagbo. Ada laporan-laporan bahwa sebuah pesawat PBB membawanya keluar, Selasa, memungkinkannya mengadakan perjalanan ke Addis Ababa.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengatakan, Kamis, misi PBB akan meneruskan operasi penerbangannya di Pantai Gading meskipun ada larangan terbang yang diberlakukan oleh Gbagbo. Ban Ki-moon memperingatkan akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi aset PBB dan misinya, terutama bila menyangkut perlindungan terhadap warga sipil.
Sementara itu, di Addis Ababa Ouattara mengumumkan bahwa sebuah panel Uni Afrika yang ditunjuk untuk mengatasi krisis Pantai Gading mengukuhkan bahwa dia adalah memenangkan pemilu November lalu.
Gbagbo tidak menghadiri pembicaraan mediasi itu. Para wakil Gbagbo dalam pertemuan itu mengatakan Gbagbo menolak proposal Uni Afrika tersebut untuk mengakhiri kebuntuan.
