Gempa berkekuatan 6,2 SR mengguncang Kepulauan Lombok Kamis siang (9/8) sekitar jam 12.25 WIB. Ini merupakan gempa susulan terkuat pasca gempa berkekuatan 7 SR yang meluluhlantakkan sebagian Lombok hari Minggu (5/8).
Sudah lebih dari 355 gempa susulan berkekuatan kecil hingga sedang terjadi sejak gempa hari Minggu.
Wartawan VOA Nurhadi Sucahyo yang ketika gempa kuat itu terjadi sedang berada di ruang hotel untuk mempersiapkan laporan Siaran Petang VOA, langsung lari ke luar hotel dan kemudian bergerak menuju ke RSUD Mataram yang terletak sekitar lima kilometer dari hotel.
“Sepanjang jalan saya melihat begitu banyak orang berada di luar bangunan. Toko-toko yang sempat buka, kembali ditutup,” demikian laporan Nurhadi. Setiba di RSUD Mataram, ratusan korban dan keluarga sedang dievakuasi keluar rumah sakit oleh para petugas medis, sebagian di antara mereka tampak shock dan menangis.
Ada juga keluarga yang bersikeras ingin tetap masuk ke dalam rumah sakit untuk menyelamatkan anggota keluarga mereka yang masih terjebak di dalam rumah sakit, namun tidak diijinkan petugas rumah sakit karena khawatir bangunan akan ambruk. “Ya Allah jangan ambil ibu saya. Ijinkan ia hidup,” demikian ujar dua kakak beradik yang hanya bisa menangis, menunggu ibu mereka dikeluarkan dari rumah sakit.
Tembok luar gedung RSUD Mataram di kelurahan Dasan Cermen, Mataram, yang baru dibangun tahun 2017 itu tampak retak-retak. Para petugas rumah sakit meminta seluruh pasien dan keluarga tetap berada di luar rumah sakit sementara mereka melakukan pemeriksaan gedung. Rumah sakit ini berkapasitas 786 tempat tidur, tetapi sejak gempa pertama pada 29 Juli lalu, jumlah pasien yang dirawat sudah jauh melampaui kapasitas rumah sakit itu.
Pusat gempa susulan berkekuatan 6,2 SR Kamis siang terletak pada enam kilometer barat laut Lombok Utara, di kedalaman 12 kilometer. BNPB mengatakan gempa ini tidak berpotensi tsunami. Namun demikian warga diminta tetap waspada, terlebih pada malam hari dimana gempa susulan kerap terjadi. [ns/em]