Ratusan demonstran Muslim menyerang sebuah gereja tanpa surat izin resmi di bagian selatan Kairo, Mesir, Jumat (23/12).
Keuskupan Kristen Koptik Mesir di Atfih mengungkapkan, Sabtu (23/12), insiden itu berlangsung setelah para demonstran menunaikan ibadah shalat Jumat. Mereka pada awalnya hanya berkumpul di luar gedung gereja itu, namun kemudian menyerbu masuk ke dalam.
Para demonstran tidak hanya menghancurkan isi gereja, melainkan juga menyerang umat Kristen yang sedang beribadah di dalamnya, sebelum pasukan keamanan datang dan membubarkan mereka.
Para korban yang cedera akibat serangan itu dilarikan ke sebuah rumah sakit di dekatnya, namun rincian mengenai korban sejauh ini masih belum diungkapkan.
Gereja di Giza, yang terletak di luar Kairo, itu memang tidak memiliki status resmi, meski telah menjadi tempat ibadah umat Kristen selama lebih dari 15 tahun. Keuskupan yang membawahi gereja itu mengatakan, mereka telah secara resmi mengusahakan status hukum gereja tersebut, namun sejauh ini belum mendapat tanggapan.
Pihak berwenang setempat sering menolak memberi izin pembanguan gereja baru karena khawatir akan adanya protes dari kelompok-kelompok Muslim konservartif. Situasi ini mendorong umat Kristen secara ilegal membangun gereja atau mengubah sebuah banguna menjadi gereja. Sebagai perbandingan, pembangunan masjid baru di Mesir sangat mudah dilakukan.
Jumlah umat Kristen di Mesir hanya 10 persen dari total penduduk Mesir yang mayoritas Muslim. Kelompok minoritas ini sering menjadi target serangan kelompok-kelompok militan Muslim. Sejak Desember 2016 lebih dari 100 orang tewas dan puluhan lainnya terluka akibat serangan kelompok militan di Mesir yang berafiliasi dengan ISIS. [ab]