Seperti banyak penderita autisme, Julian Brown kesulitan membaca emosi pada wajah orang. Piranti lunak pendeteksi wajah Google Autism Glass memberinya bantuan.
“Alat ini membantu saya membaca emosi orang,” ujar Julian.
Periset utama Autism Glass, Dennis Wall mengatakan perangkat itu membantu membaca raut wajah.
“Apabila mereka bisa membaca raut wajah orang lain, mereka jadi lebih bisa berhubungan dengan orang dan lebih percaya diri di tengah masyarakat,” papar Dennis.
Kalau kamera perangkat itu mendeteksi emosi yang menunjukkan kebahagiaan atau kesedihan, Julian melihat kata “bahagia” atau “sedih” atau tampilan emoji di layar.
Kirsten Brown, ibu Julian mengatakan, “Google Glass telah membantu putera kami lebih banyak berinteraksi dengan keluarga. Kini dia lebih banyak bicara. Dan saat sedang mengobrol, dia sering diam sejenak untuk mendapatkan informasi mengenai emosi kami.”
Google Autism Glass ini masih dalam tahap awal uji coba. [vm/ii]